TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mendesak Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk menyegerakan perombakan di tubuh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Bhima mengganggap sisi manajemen saat ini sudah cacat dalam menjalankan perseroan transportasi tersebut.
"Kami mendukung langkah Erick Thohir untuk membersihkan manajemen Garuda, khususnya yang terlibat fraud itu," kata Bhima di Gedung RRI, Jakarta Pusat, Kamis, 28 November 2019.
Dia mengatakan, insiden manipulasi laporan keuangan beberapa waktu lalu sudah menjadi salah satu wujud ketidakmampuan manajemen Garuda saat ini dalam mengelola perseroan.
Hal itu juga menunjukkan bahwa situasi maskapai plat merah yang sedang dalam kondisi tidak baik. "Kenapa mereka melakukan manipulasi keungan karena kan kondisi mereka itu tidak baik-baik saja," ujar Bhima.
Indef juga menilai Menteri BUMN sebelum Erick Thohir tidak tegas dalam memutuskan nasib Garuda Indonesia setelah terjadinya manipulasi laporan keuangan. Padahal, manipulasi itu sudah bentuk ketidakwajaran yang sebenarnya tidak bisa ditoleransi, dan bahkan sudah dapat dianggap penipuan.
"Enggak punya ketegasan dalam menyelesaikan masalah-masalah mismanajemen maupun fraud di Garuda," ungkapnya.
Karena itu, Bhima meminta semua manajemen dan direksi Garuda Indonesia yang terlibat dalam insiden manipulasi keuangan tersebut harus diganti secara menyeluruh. "Pokoknya semua dibersihkan," tuturnya.
Namun, Bhima belum ingin berkomentar terkait siapa saja yang pantas mengisi di Garuda Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra enggan memberikan kejelasan terkait kinerja perseroannya saat inu ketika ditemui acara seremoni peluncuran armada barunya. "Nanti saja," ujarnya di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Rabu petang, 26 November 2019.
Sebelumnya, Direktur Operasi Garuda Indonesia Group Bambang Adisurya Angkasa mengungkapkan menutup sejumlah rute seperti Batam, Jambi, dan Sulawesi Utara. Penutupan ini dilakukan lantaran volume penumpangnya menyusut.
Menurut Bambang, Garuda Indonesia tengah menanggung beban keuangan yang berat. “Kami mengalami beban berat. Karena sebagai perusahaan BUMN, Garuda tidak hanya mencari untung,” ujar Bambang dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 25 November 2019.
EKO WAHYUDI l FRANCISCA CHRISTY ROSANA