TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan sumur minyak milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE-ONWJ) yang bocor sudah berhasil ditutup. “Sudah tertutup. Alhamdulillah, dan itu 30 hari lebih cepat dari yang direncanakan,” kata Ridwan Kamil Rabu, 27 November 2019.
Pertamina, ujar Ridwan Kamil, sudah profesional menangani imbas kebocoran sumur minyak tersebut. “Saya kira Pertamina sudah sangat profesional dari awal, makanya semua hal-hal yang berhubungan dengan kewajaran penggantian saya kira sudah dilakukan dengan baik oleh tim Pertamina,” kata dia.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, masih terus memantau imbas dari kebocoran sumur di kilang YYA-1 yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE-ONWJ). “Prosesnya kami tidak lepas begitu saja, kami harus memastikan dan bekerja-sama dengan KHLK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), dimonitor uga, sampai sebemuany betul-betul secara lingkungan (selesai),” kata dia selepas bertemu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Negara Pakuan, Bandung, Rabu, 27 November 2019.
Nicke mengatakan, proses pembersihan lingkungan yang terkena cemaran minyak mentah masih memerlukan waktu, kendati sumur yang bocor sudah berhasil ditutup. “Kami tetap melakukan monitoring untuk pembebasan, atau pembersihan lingkungan, yang masih memerlukan waktu,” kata dia.
Nicke mengaku tidak memberi batas waktu. “Jika itu masih memerlukan sampai dengan tahun depan, kami tetap melakukan pengawasannya sampai dengan setahun-dua-tahun k edepan,” kata dia.
Nicke tidak bisa memerinci dana yang digelontorkan Pertamina untuk penanganan sumur minyak yang bocor tersebut. “Saya harus cari dulu datanya, karena ini still-on-going,” kata dia.
Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java atau PHE ONWJ berhasil menyetop semburan minyak di sumur YYA-1 pada Sabtu, 21 September 2019. Penyetopan dilakukan melalui proses intercapt atau pemintasan.
"Dengan proses ini, sumur relief well telah berhasil terkoneksi dengan Sumur YYA -1 per Sabtu 21 September 2019 pukul 10.30 WIB," ujar Ketua Tim Penanganan Taufik Aditiyawarman dalam konferensi pers di kantor Pertamina, Jakarta Pusat, Senin, 23 September 2019.
Proses ini telah berhasil mematikan sumur YYA-1. Tim penanganan sebelumnya telah melakukan pengeboran dari samping Rig Soehanah. Rig ini lokasinya 1 kilometer dari sumur YYA-1.
Adapun proses koneksi antar sumur ini dilakukan lebih cepat ketimbang target sebelumnya. Tim penanganan mulanya memperkirakan proses tersebut akan kelar pada akhir bulan. “Dengan terkoneksinya dua sumur ini, saat ini kami dalam posisi telah dapat mengendalikan sumur YYA-1," ujarnya.
Setelah mematikan sumur, tim penanganan menggencarkan proses dynamic killing, yakni memompakan lumpur berat untuk melawan tekanan dalam sumur YYA-1. Proses ini berupaya untuk mencapai keseimbangan dan menyetop aliran minyak dan gas dari sumur.
Sumur YYA-1 mengalami kebocoran sejak Juli 2019. Pertamina telah memasang 9.250 meter oil boom di lepas pantai utuk menghalau tumpahan minyak sampai ke darat. Pertamina juga memasang oil boom sepanjang 10.790 meter serta jaring sepanjang 21 ribu meter di bibir pantai.
Total minyak yang telah diangkut dari permukaan laut hingga Jumat, 20 September lalu mencapai 39.685 barrel. Sementara itu Pertamina telah mengangkut 5,5 juta karung pasir yang bercampur minyak dari pesisir pantai.