TEMPO.CO, Jakarta - Baru dua hari bertugas sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Budi Gunadi Sadikin sudah bercita-cita ada diversifikasi bisnis di BUMN tersebut. Budi berharap, Pertamina tak hanya mengurus minyak dan gas, tapi juga mengembangkan energi sesuai potensi di masing-masing daerah di Indonesia.
“Mungkin harus diubah sedikit energy system-nya, dari sisi produksi dan distribusi,” kata Budi yang juga Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) usai menghadiri Pertamina Energy Forum di Raffles Hotel, Jakarta Selatan, Rabu, 27 November 2019.
Ketimbang membangun sistem produksi energi skala besar yang terintegrasi, Budi lebih ingin Pertamina menggarap sumber-sumber energi lokal. Ia mencontohkan, untuk pulau-pulau terpencil, barangkali lebih efisien jika membangun pembangkit panel surya di lokasi tersebut.
Dengan cara itu, Budi berharap seluruh masyarakat di Indonesia bisa teraliri dan dapat akses terhadap listrik. Sebab hingga 2018, baru 98,3 persen (rasio elektrifikasi) penduduk Indonesia yang sudah menikmati listrik untuk kegiatan sehari-hari.
Budi menilai, diversifikasi bisnis energi di Pertamina sangat mungkin dilakukan. Di Eropa, Budi menyebut ada bekas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan dasar batu bara yang kemudian diubah menjadi biomass. Menurut dia, cara serupa bisa saja diterapkan di Indonesia. “Energi terbarukan kan gak hanya solat, biomass juga,” kata dia.
Selama dua hari bertugas di Pertamina bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kata Budi, ia sudah melihat bagaimana uang Rp 200 triliun digelontorkan pemerintah untuk subsidi energi. Situasi ini menunjukkan bahwa energi untuk sebagian masyarakat Indonesia memang belum affordable atau terjangkau. “Jadi sebelum lonjak jauh ke sustainability of energy production, isu availability dan affordability juga harus diperhatikan,” kata dia.