TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian BUMN belum berencana untuk memanggil manajemen PT Pertamina (Persero) terkait membicarakan harga avtur yang disinggung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat rapat dengan Komisi V DPR-RI kemarin. "Sampai saat ini belum ada," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, Selasa, 26 November 2019.
Lalu terkait harga avtur, Arya mengungkapkan, pihaknya belum bertemu dengan Menteri Perhubungan karena Menteri BUMN Erick Tohir masih melaksanakan tugas kenegaraan ke Korea Selatan. "Setelah Pak ET turun di sini bisa lah ngomong bareng-bareng," kata dia.
Namun Arya menuturkan, Kementerian BUMN akan berkoordinasi untuk menyelesaikan permasalahan Pertamina tersebut. Sehingga diharapkan nanti akan terlihat hasilnya dalam waktu dekat.
Arya menuturkan, Kementerian BUMN bisa saja memerintahkan Pertamina untuk menurunkan harga avtur, namun sebelumnya harus ada evaluasi terkait efisiensi harga avtur. "Jangan suka-suka (menentukan) harga (avtur). Kalau akibatnya membuat Pertamina drop, gak bisa juga. Makanya semuanya tergantung pada Pertamina," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Budi Karya menyatakan harapannya agar ada pemain lain selain Pertamina sehingga pemasok avtur bertambah dan pasar kian bersaing. “Sambil menunggu ‘rebalancing’ (penyeimbangan harga), kami memberikan kesempatan ke operator lainnya. Kita meminta keputusan menteri BUMN, sehingga nanti juga tidak terjadi monopoli,” katanya dalam rapat kerja Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR di kompleks parlemen, Senayan, Senin, 25 November 2019.
Budi Karya mengaku telah menghubungi Menteri BUMN terkait harga avtur agar segera menemukan solusinya. "Saya sudah hubungi Pak Erick Thohir. Kami akan menggelar rapat pekan ini. Case-nya di Sulawasi Utara pesawat tidak menerbangi beberapa pulau karena avtur," ujarnya.
Budi Karya mengatakan harga avtur di dalam negeri lebih mahal ketimbang Singapura. Harga avtur di Jakarta, misalnya, berselisih 25 persen dengan harga di ketimbang harga avtur yang dipatok di Singapura. Adapun harga di pulau lain, seperti daerah timur, 15 persen lebih tinggi dari harga di Jakarta.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA