Bantah Indef, Pemerintah Yakin Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen

Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 14 November 2019. APBN diharapkan bisa menjadi pendongkrak bagi pertumbuhan ekonomi. Maka program priortas yang masuk dalam pendanaan APBN harus digenjot realisasinya. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 14 November 2019. APBN diharapkan bisa menjadi pendongkrak bagi pertumbuhan ekonomi. Maka program priortas yang masuk dalam pendanaan APBN harus digenjot realisasinya. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tak sepakat dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang disampaikan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef) sebesar 4,8 persen pada 2020. Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi masih bisa berada pada level 5,3 persen pada 2020.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan optimisme itu sejalan dengan kebijakan omnibus law yang akan rampung 2020. Hal itu sejalan dengan ekskalasi perang dagang yang mulai mereda.

"Bahkan kalau omnibus law-nya selesai, itu bisa lebih tinggi dari 5,3 persen. Karena alasannya, ketegangan perang dagang AS dengan Cina udah mulai mereda, udah mulai ada titik temu," kata Iskandar ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa 26 November 2019.

Sebelumnya, Indef memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 hanya akan tumbuh 4,8 persen. Pertumbuhan di bawah 5 persen itu sejalan dengan dampak pelemahan ekonomi global yang diprediksi bakal terjadi pada 2020.

Dalam kajiannya Indef menyoroti lemahnya pertumbuhan komponen investasi dan perdagangan (ekspor-impor) yang tak sesuai ekspektasi. Dua komponen tersebut yang paling terkena dampak adanya pelemahan ekonomi global. Kendati demikian, komponen konsumsi masih diprediksi tetap tumbuh 5 persen.

Sebagai gambaran, Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memproyeksi ekonomi Indonesia pada 2020 tumbuh level 5 persen. Dana Moneter Internasional (IMF) dan World Bank memprediksi ekonomi hanya tumbuh 5,1 persen. Asian Development Bank (ADB) memperkirakan ekonomi tumbuh 5,2 persen.

Iskandar menyatakan, sejalan dengan perang dagang yang mereda, permintaan global akan kembali stabil bahkan meningkat. Dia juga yakin, ekonomi Hong Kong juga akan kembali pulih usai demo besar-besaran. Dengan kondisi yang mulai stabil perdagangan global juga akan kembali pulih.

Selain itu, Iskandar juga yakin, sejalan dengan omnibus law yang bakal rampung investasi ke Indonesia akan bisa meningkat. Apalagi, selain berisi penyederhanaan perizinan, omnibus law juga mencakup soal cipta lapangan kerja serta pemberian insentif pajak.

Dengan investasi yang naik dan disusul pengembangan sektor idustri berorientasi ekspor, maka pertumbuhan ekonomi 4,8 persen belum tepat. Apalagi saat ini belum ada tanda-tanda konsumsi bakal melemah. Dari sisi, kebijakan tax holiday per tanggal 20 Oktober 2019, sudah diberikan sampai Rp 525 triliun untuk 35 Wajib Pajak (WP).

"Jadi sederhana aja, dengan data-data itu saya sangat tidak yakin 4,8 persen. Saya sangat yakin setidaknya 5,3 persen atau bisa lebih kalau proyeksi saya," kata Iskandar.








BI Proyeksi Inflasi IHK Turun ke 3,5 Persen Setelah September

1 hari lalu

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi bertajuk
BI Proyeksi Inflasi IHK Turun ke 3,5 Persen Setelah September

BI memproyeksikan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) akan turun ke level di bawah 4 persen setelah bulan September.


Pemerintah Yakin THR ASN dan Pensiunan Bisa Dorong Gerak Ekonomi Masyarakat, Begini Penjelasannya

1 hari lalu

Aktivitas ribuan pengunjung memilih pakaian di Pasar Blok B Tanah Abang, Jakarta, 26 Juni 2016. Sepuluh hari jelang Lebaran, sejumlah pusat perbelanjaan dipadati pengunjung seiring telah dibayarkannya Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para karyawan swasta maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pemerintah Yakin THR ASN dan Pensiunan Bisa Dorong Gerak Ekonomi Masyarakat, Begini Penjelasannya

Pemerintah menyebutkan THR bagi aparatur sipil negara (ASN) dan pensiunan dapat mendorong pergerakan ekonomi masyarakat. Mengapa begitu?


Pertemuan Gubernur Bank Sentral dan Menkeu ASEAN Resmi Dimulai, Apa Saja yang Dibahas?

2 hari lalu

Jajaran Deputi BI Dody Budi Waluyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 18 Juli 2019. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Pertemuan Gubernur Bank Sentral dan Menkeu ASEAN Resmi Dimulai, Apa Saja yang Dibahas?

Rangkaian Pertemuan Pertama Menteri Keuangan dan Bank Sentral ASEAN dimulai pada hari ini hingga Jumat mendatang. Apa saja yang akan dibahas?


Tolak UU Cipta Kerja, Said Iqbal Sebut Bakal Ada Gerakan dari Buruh Internasional

8 hari lalu

Presiden Partai Buruh Said Iqbal saat memimpin aksi masa di depan Kantor Pajak menuntut Dirjen Pajak Suryo Utomo mundur dari jabatannya, Jumat 10 Maret 2023. TEMPO/Ade Ridwan Yandwiputra
Tolak UU Cipta Kerja, Said Iqbal Sebut Bakal Ada Gerakan dari Buruh Internasional

DPR RI mengesahkan Perpu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi UU Cipta Kerja pada Selasa, 21 Maret 2023.


Tolak Perpu Cipta Kerja yang Disahkan jadi UU, Ini 9 Catatan Partai Buruh

9 hari lalu

Massa buruh membawa poster saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Dalam aksi tersebut, mereka menolak pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 2/2022 tentang Cipta Kerja. TEMPO/M Taufan Rengganis
Tolak Perpu Cipta Kerja yang Disahkan jadi UU, Ini 9 Catatan Partai Buruh

Setidaknya ada sembilan catatan penolakan kalangan buruh atas pengesahan Perpu Cipta Kerja menjadi UU. Apa saja sembilan catatan itu?


Ekonomi Global Tak Pasti Usai Bank Ditutup di Sejumlah Negara, Bagaimana Outlook Pertumbuhan RI?

9 hari lalu

Suahasil Nazara. ANTARA
Ekonomi Global Tak Pasti Usai Bank Ditutup di Sejumlah Negara, Bagaimana Outlook Pertumbuhan RI?

Wamenkeu yakin fondasi perekonomian Indonesia masih kokoh dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global usai bank ditutup di sejumlah negara.


Ketua HIPMI Solo Beberkan Strategi Bangkitkan Wellness Tourism di Kota Bengawan

9 hari lalu

Ketua Umum BPC HIPMI Solo, Respati Ardi saat memberikan pidato perdananya dalam Pelantikan Pengurus BPC HIPMI Kota Solo di Solo Safari, Senin, 20 Maret 2023. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Ketua HIPMI Solo Beberkan Strategi Bangkitkan Wellness Tourism di Kota Bengawan

Ketua HIPMI Solo, Respati Ardi, membeberkan sejumlah strategi untuk membangkitkan wellness tourism di kota tersebut. Apa saja strategi utamanya?


BI: Peserta BI FAST Bertambah 16 Bank dan Lembaga Nonbank

10 hari lalu

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Peningkatan tingkat inflasi ini terutama didorong oleh peningkatan baik harga energi dan harga pangan. Yang kemudian ditransmisikan dalam peningkatan komponen volatile food dan administered price. TEMPO/Tony Hartawan
BI: Peserta BI FAST Bertambah 16 Bank dan Lembaga Nonbank

BI menyebutkan peserta BI Fast bertambah sebanyak 16 bank dan lembaga nonbank, sehingga jumlah keseluruhan hingga kini menjadi 122 peserta.


RUU Kesehatan Dinilai Diskriminatif Terhadap Kaum Disabilitas

11 hari lalu

Pimpinan serta Anggota Baleg DPR RI saat penandatanganan dokumen usai Badan Legislasi (Baleg) DPR RI menyetujui RUU Kesehatan menjadi inisiatif DPR. Foto: Geraldi/nr
RUU Kesehatan Dinilai Diskriminatif Terhadap Kaum Disabilitas

Perhimpunan Jiwa Sehat menilai masih ada pasal dalam RUU Kesehatan yang diskriminatif terhadap kaum disabilitas


OECD Sebut Pemulihan Ekonomi Dunia Rapuh, Apa Saja Penyebabnya?

12 hari lalu

Kepadatan kendaraan melintasi ruas jalan ibu kota kawasan Semanggi, Jakarta, Rabu, 11 Januari 2023. Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini tumbuh 4,8 persen. Ini dinilai cukup solid, meski melambat dari perkiraan pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar  5,2  persen. Tempo/Tony Hartawan
OECD Sebut Pemulihan Ekonomi Dunia Rapuh, Apa Saja Penyebabnya?

OECD menyatakan saat ini dunia berada di tengah-tengah pemulihan ekonomi yang rapuh akibat dampak pandemi Covid-19. Apa lagi pemicunya?