TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas 5 persen pada keseluruhan tahun 2019. Hal itu kata dia, karena pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan.
"Pertama bagaimana menyederhanakan perizinan melalui omnibus law," kata Moeldoko di Raffles Hotel, Jakarta, Selasa, 26 November 2019.
Kedua, kata dia, pemerintah juga terus melakukan penyederhanaan pelayanan birokrasi. Dengan begitu, dia yakin hal itu dapat menciptakan kepastian dan kemudahan dalam dunia usaha.
"Berikutnya menjaga stabilitas politik agar terjaga dengan baik. Dan ini kami sudah melangkah ke sana. Harapannya berjalan dengan baik," kata dia. Dengan begitu juga kata dia akan berdampak pada perbaikan peringkat Ease of Doing Business atau kemudahan berusaha.
"Pemerintah akan terus menggenjot lagi EODB, pemerintah memperbaiki regulasi. Ada 74 regulasi yang akan diadakan penyederhanaan melalui omnibus law," kata dia.
Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III/2019 sebesar 5,02 persen secara tahunan. Pertumbuhan ekonomi secara kuartalan masih tumbuh 3,06 persen. Secara kumulatif masih tumbuh 5,04 persen.
“Ini masih tidak terlalu curam dibandingkan negara maju dan negara berkembang lain di tengah perang dagang,” ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Selasa, 5 November 2019.
Pada kesempatan yang berbeda, Ekonom Senior, Faisal Basri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan di bawah 5 persen. Hal ini, karena dia juga memperkirakan ekonomi global mengalami perlambatan hampir di semua negara.
"Tahun depan saya perkirakan turun menjadi 4,9 persen," kata dia Faisal di Hotel Milenium, Jakarta, Rabu, 21 November 2019.