Adapun mengenai kinerja fundamental, Reza melihat investor akan mulai mempertimbangkannya setelah selang 2—3 bulan setelah IPO.
Dari beberapa saham yang baru tercatat pada 2019, Reza merekomendasikan NZIA yang masuk dalam sektor properti bersubsidi, emiten rokok ITIC, emiten properti NATO, CLAY, dan emiten penyewaan rigs WOWS untuk dicermati.
Dengan demikian, Reza pun menilai saham-saham IPO berisiko untuk dimasukkan ke dalam portofolio reksa dana yang memiliki horison investasi jangka panjang. Pasalnya, saham-saham yang baru saja IPO belum bisa diukur ketahanannya.
Kasus yang menerpa sejumlah manajer investasi belakangan ini, lanjut Reza, berpotensi akan mempengaruhi psikologis investor. Dikhawatirkan, investor reksa dana akan banyak melakukan redemption karena khawatir produk investasinya bermasalah.
Apabila terjadi terus-menerus, saham-saham blue chip pun akhirnya akan ikut tertekan. Pasalnya, manajer investasi akan melakukan rebalancing portofolio untuk mencari likuiditas untuk investor yang melakukan redemption.
Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi memaparkan bahwa kenaikan sektor industri dasar dan pertanian masing-masing sebesar 1,11 persen dan 0,75 persen tak bisa menahan pelemahan IHSG pada akhir perdagangan Senin (25/11/2019). IHSG ditutup di zona merah dengan penurunan 0,48 persen ke level 6.070.