TEMPO.CO, Jakarta – Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di deretan calon bos perusahaan badan usaha milik negara atau BUMN tak muncul tiba-tiba. Nama Ahok disebuut-sebut diminta langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk turut mengisi kursi di perusahaan pelat merah yang dianggap bermasalah.
“Permintaan itu dari Presiden, bukan Erick yang mengusulkan ke Istana,” tutur sumber Tempo seperti ditulis Koran Tempo pada 14 November 2019.
Belakangan, Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan secara resmi bahwa Ahok akan menempati posisi sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menggeser posisi Tanri Abeng yang sebelumnya duduk di kursi komisaris utama.
Alasan Erick menunjuk Ahok ialah soal kompetensinya. Ahok dianggap mampu memperbaiki kondisi perusahaan minyak negara yang kurang memuaskan. “Kami perlu figur pendobrak,” kata Erick di Istana Negara akhir pekan lalu.
Erick menyatakan bahwa Ahok dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan impor minyak dan gas dengan merealisasi target pembangunan kilang yang sempat terbengkalai.
Atas tugas itu, Ahok belum mau banyak berbicara sebelum resmi dilantik. “Kerja dulu baru komentar,” katanya kepada Tempo, dua hari lalu, dalam pesan pendek.
Ihwal kinerja Pertamina yang loyo, sumber Tempo menyatakan kelanjutan proyek pengembangan kilang minyak atau Refinery Development Master Plan alias RDMP yang dimandatkan kepada perusahaan itu kurang memuaskan Istana. RDMP Cilacap menjadi salah satu contohnya. Saat ini, proyek itu tak jelas nasibnya. Kerja sama Pertamina dan Saudi Aramco yang dimulai empat tahun lalu pun maju-mundur.
Majalah Tempo edisi 25 November 2019 menulis, setelah mengganti Komisaris Pertamina, Kementerian BUMN akan bersiap mengevaluasi manajemen perusahaan migas hingga tutup tahun 2019.
Erick Thohir akan menugaskan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina untuk mendampingi Ahok. Selain itu, Erick juga bakal memindahkan Direktur Utama PT Telekomunikasi Seuler Emma Sri Martini ke Direktur Keuangan Pertamina. Agenda ini baru masa awal upaya Erick untuk bersih-bersih perusahaan pelat merah.
Selengkapnya di Majalah Tempo edisi 25 November 2019.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | MAJALAH TEMPO | KORAN TEMPO