TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pejabat kementerian ekonomi belum memberikan jawaban pasti soal kelanjutan program ayam dari Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun hanya mengatakan bahwa program ini sangat bagus.
“Berarti kalau satu orang memelihara ayam, maka akan ada 260 juta ayam (jumlah penduduk 260 juta),” kata Syahrul dalam acara pelepasan ekspor di pabrik PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk di Ancol, Jakarta Utara, Minggu, 24 November 2019.
Sebelumnya, Moeldoko mengusulkan setiap keluarga perlu memelihara ayam sebagai bagian dari program pencegahan stunting. Ayam tersebut diharapkan dapat menghasilkan telur yang dapat dikonsumsi sebagai pemenuhan gizi anak-anak.
"Perlu setiap rumah ada ayam, sehingga telurnya itu bisa untuk anak-anaknya," kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat, 15 November 2019.
Moeldoko mengatakan bahwa pemerintah India pernah mencanangkan program sehari makan dua butir telur. Namun, kini sudah ditambah menjadi 5 butir telur. "Ini perlu dipikirkan. Mungkin perlu setiap keluarga punya ayam gitu. Penting itu karena enggak perlu beli," katanya.
Saat ditanya apakah akan merealisasikan usulan Moeldoko ini, Syahrul menilai masalah pertanian tidak bisa hanya melibatkan kementerian semata. Ia menilai inisiatif harus melibatkan masyarakat. “Harus dengan gerakan,” ujarnya.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Muzdalifah, mengatakan persoalan stunting ini berkaitan dengan pola konsumsi. “Kami tinggal dorong saja, ayam itu ada di masyarakat,” kata dia.
Muzdalifah mengatakan dulu memang sudah ada program penyaluran ayam ke keluarga. Tapi untuk saat ini belum ada kabar soal itu. “Ini kan programnya gak mudah,” kata dia.