TEMPO.CO, Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM merevisi kembali target penyaluran pembiayaan sampai akhir 2019. PNM optimis pembiayaan yang bisa tersalurkan mencapai angka Rp 22,5 triliun.
"Memang kemarin kami revisi, karena ternyata masih bisa lewat pembiayaan. Tutup tahun kami optimis bisa tersalurkan antara Rp 22 triliun sampai Rp 23 triliun, yah bisa Rp 22,5 triliun lah," kata Direktur Utama PNM Arief Mulyadi saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat 22 November 2019.
Adapun target tersebut meningkat dibandingkan target bulan sebelumnya. Semula sepanjang 2019, PNM menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan Rp 14 triliun. Namun target tersebut kembali direvisi kembali menjadi Rp 16,6 triliun pada Oktober 2019.
Arief menambahkan, tahun depan jumlah target penyaluran pembiayaan bakal meningkat. Sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020, perseroan menargetkan menyalurkan pembiayaan antara Rp 25 triliun hingga Rp 26 triliun. Namun, target ini masih menunggu pengesahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sementara itu, PNM menyatakan telah menyalurkan pembiayaan untuk dan pemberdayaan masyarakat prasejahtera sebesar Rp 20,6 triliun secara year to date (ytd). Total pembiayaan tersebut disalurkan lewat dua program pembiayaan yakni Mekaar dan ULaMM.
Adapun, dari total penyaluran Rp 20,6 triliun, sebanyak Rp 17,05 triliun disalurkan untuk program Mekaar. Sedangkan sisanya, Rp 3,54 triliun disalurkan untuk program ULaMM.
Merujuk data PNM per 21 November 2019, total nasabah Mekaar telah mencapai 5,8 juta nasabah. Total tersebut telah diberikan kepada nasabah yang terdiri dari perempuan pra sejahtera pelaku usaha mikro. Sedangkan untuk program ULaMM 73.172 nasabah.
DIAS PRASONGKO