TEMPO.CO, Tokyo - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Indonesia sedang melakukan transformasi ekonomi dari komoditas mentah ke hilirisasi. Hal ini disampaikan saat Luhut bertemu dengan Hiromichi Mizuno Executive Managing Director, Chief Investment Officer Japan's Government Pension Investment Fund, di Tokyo, Kamis, 21 November 2019.
Dalam kesempatan itu, Luhut menyatakan Hiromichi sangat tertarik dan menyebutkan bahwa pertemuan itu adalah sangat penting. "Dia bilang ‘saya tidak tahu kalau Indonesia ini bisa begini’. Nah, itu saya kaget juga, tidak ada yang memberitahu ke dia bahwa Indonesia sekarang sudah mentransformasikan kita ke hilirisasi,” kata Luhut lewat melalui tertulis.
Luhut kemudian mencontohkan sejumlah transformasi ekonomi Indonesia dari komoditas mentah hingga sekarang menjadi hilirisasi. Beberapa komoditas yang dimaksud adalah nickle ore menjadi stainless steel, karbon steel sampai lithium battery, di mana Indonesia terbesar cadangan dunia untuk nickle ore.
Indonesia, kata Luhut, juga tidak hanya berhenti sampai nickel ore, tapi juga pada palm oil, alumina, juga gasifikasi dan sebagainya. "Nah dia nanya ke saya mengenai lingkungan, dan saya bilang ke dia kalau lingkungan kami sangat care, karena kami punya kebijakan,” ucapnya.
Luhut mengungkapkan, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi bahwa kebijakan yang dibuat harus melihat ke generasi yang akan datang. Dia memastikan tidak akan membuat kebijakan yang merusak lingkungan. “Jadi orang tidak perlu mengajari kami soal itu (lingkungan). Untuk itu kami sekarang kembangkan energi ramah lingkungan yaitu hydro power,” ucapnya.
Indonesia, kata Luhut, juga sangat kaya akan hydro power dengan kapasitas hampir 40.000 megawatt. Salah satunya di Kalimantan, di Papua dalam skala besar, serta di Pulau Jawa, Sumatera dalam skala kecil antara 100-300 megawatt.
Luhut menjelaskan ada satu tempat di Kalimantan di Sungai Kayan Mamberamo yang direncanakan sebagai kawasan industri terintegrasi. "Nah itu akan menjadi satu integrated industry terbesar di dunia yang ramah lingkungan. Untuk itu kita harus menjaga lingkungan, karena area penting supaya airnya tetap bagus,” ujarnya.
Dengan transformasi ini, kata Luhut, Indonesia bisa sejahtera karena harga listrik dari hydro power ini hanya 2-4 sen per kilowatt hour. Setelah 20 tahun berjalan, harganya bisa turun hingga di bawah 2 sen per kilowatt hour.
Artinya, menurut Luhut, industri di dalam negeri akan sangat efisien. "Pasti tidak ada yang bisa mengalahkan, karena bahan sebagian ada di Indonesia. Sehingga Australia tidak akan pergi lagi ke Cina, di mana di Cina 9-10 sen per kilowatt hour, di Jepang malah 18 sen per kilowatt hour," katanya.
BISNIS