BI, kata Airlangga, tentunya telah mempertimbangkan berbagai faktor dalam keputusannya, baik faktor domestik maupun internasional. "Keputusan mempertahankan suku bunga saya rasa merupakan keputusan optimal."
Selain itu, Airlangga juga mengapresiasi langkah penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) yang dilakukan. Ia menilai penurunan ini dilakukan guna menjaga kecukupan likuiditas di pasar keuangan.
Lebih lanjut, Airlangga berharap agar kebijakan BI secara efektif diikuti oleh sektor perbankan dan keuangan. Hal ini agar tren penurunan suku bunga kebijakan BI bisa segera ditransmisikan ke suku bunga kredit atau pembiayaan sehingga ke depannya menjadi stimulus bagi dunia usaha di tengah ancaman perlambatan ekonomi global.
Beragam program yang dijalankan oleh pemerintah saat ini, kata Airlangga, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Tidak hanya memerlukan dukungan dari sisi fiskal tetapi juga sisi moneter dari BI”, tuturnya.
Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dilakukan kemarin, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga BI 7 Days Repo Rate (RR) pada level 5 persen, di mana deposit facility rate dipertahankan tetap pada level 4,25 persen dan lending facility rate pada level 5,75 persen.
Selain mempertahankan suku bunga acuan, RDG BI juga memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah sebesar 50 bps menjadi masing-masing 5,5 persen dan 4 persen.
BISNIS