TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan, saat ini perseroan membatasi pembelian beras dalam negeri karena sedang terlilit utang dengan jumlah besar. Sampai dengan 18 November 2019, Bulog baru menyerap 1,14 juta ton beras atau hanya 63,6 persen dari target tahun ini.
"Posisi utang kita hampir Rp 28 triliun," ujar Buwas di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 21 November 2019.
Adapun sebenarnya, target pengadaan beras oleh Bulog tahun ini sebesar 1,8 juta ton. "Bukan tidak mau (menyerap), tetapi kami akan terbebani dengan utang kalau kami menyerap dalam jumlah banyak. Karena sampai sekarang belum ada jaminan untuk pengganti uang," Buwas menambahkan.
Dalam menyerap beras dalam negeri, Buwas mengatakan, Bulog menggunakan pinjaman pendanaan dari perbankan dengan bunga komersil. Hal ini membuat utang BUMN ini terus membengkak hingga mencapai Rp 28 triliun.
Buwas menjelaskan, pihaknya sedang mengalami kesulitan dalam melunasi utang BUMN ini. Pada saat yang sama, Bulog juga masih harus melakukan penyerapan beras para petani setiap hari. Namun di sisi lain, penyaluran beras untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) terhalang, dan hanya berdasarkan arahan pemerintah beras Bulog bisa disalurkan.
"Yang jelas dengan kita menyerap tiap hari, berarti utang kita tambah lagi tuh, sedangkan penyalurannya belum ada karena BPNT tidak mutlak kita. Ya nanti kita pikirkan cara bayar utangnya," kata Buwas.
Meski terus menyerap beras petani, kata Buwas, hingga saat ini Bulog masih kesulitan menyalurkan beras. Posisi 18 November 2019 penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) untuk program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) masih sekitar 453.702 ton. Adapun penyaluran beras untuk bencana alam sebesar 4.170 ton, dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebesar 85.000 ton dari target tahun ini sebesar 700.000 ton.
Akibatnya, Buwas pun menurunkan target serapan untuk CBP tahun 2020 dari sebelumnya 1,8 juta ton menjadi 1,6 juta ton saja. "Target kita memang bisa jadi turun. Tapi kita lihat dulu kondisinya, yang penting kita bisa dapatkan dulu hilir (pasar) beras Bulog," ungkap Mantan Kabareskrim Polri tersebut.