Tempo.Co, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mempertanyakan konsepsi pemerintah, khususnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang berencana menunjuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi petinggi salah satu perusahaan pelat merah. Ahok digadang-gadang bakal menduduki kursi komisaris di Pertamina.
"Saya tidak pernah dengar konsepsi dari BUMN dan Pak Ahok, kalau sudah ditunjuk, bagaimana BUMN selamat dari resesi ekonomi global di depan mata, ini masalah ekonomi bukan politik," ujar Bhima di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis, 21 November 2019.
Ia mengatakan risiko resesi ekonomi global sudah santer dibicarakan, bahkan ada indikator beberapa negara yang sudah masuk. Namun, hingga kini konsepsi BUMN menghadapi persoalan tersebut, menurut dia, belum dibahas secara publik. "Kalau resesi terjadi 2020, kalau harga minyak naik, Pertamina siap enggak, Enggak keluar di publik isu seperti itu. Yang diributkan malah hal remeh temeh," kata Bhima.
Menurut Bhima, wacana Ahok menjadi bos BUMN menjadi pusat diskusi masyarakat lantaran hingga kini tidak ada konsepsi besar dari pemerintah soal persoalan-persoalan di tersebut. Karena itu, ia menantang Presiden Joko Widodo, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Ahok memberi alasan secara ekonomi.
"Beri reasoning, baru bicara siapa orang yang tepat, karena dari ekonomi enggak masuk," tutur Bhima. Ia mengatakan kalau pemerintah terus memaksakan melakukan penunjukan orang secara asal-asalan, hukumannya akan dirasakan kala ada resesi ekonomi. "Yang dipertaruhkan adalah ekonomi Indonesia di mata dunia."
Sebelumnya, dua sumber Tempo di internal Kementerian BUMN membenarkan soal rencana pengangkatan Ahok sebagai komisaris utama Pertamina. Rencananya, Ahok resmi menjabat Komisaris Utama Pertamina menggantikan Tanri Abeng pada akhir November ini.
Kabar Ahok akan menjadi komisaris utama Pertamina itu merebak setelah bekas Gubernur DKI Jakarta itu datang memenuhi undangan Erick Thohir. Dalam pertemuan selama satu setengah jam itu, Ahok mengaku banyak berdiskusi dengan Erick seputar perusahaan BUMN.
Sebelum meninggalkan Kementerian, Ahok menuturkan dirinya diminta terlibat di salah satu perusahaan pelat merah. Ia pun menerima tawaran itu.
Namun, Ahok mengaku tidak tahu soal jabatan untuknya. "Jabatannya apa dan BUMN mana, saya tidak tahu, silakan tanya ke Pak Menteri," ucap Ahok, Rabu, 13 November 2019.
CAESAR AKBAR | EKO WAHYUDI