TEMPO.CO, Jakarta - Nasib pesawat ikonik Boeing 747 di ujung tanduk setelah pabrik yang menyuplai komponennya mengakhiri proses produksi. Pabrik komponen pesawat jumbo Boeing di California Selatan itu diketahui telah melelang semua peralatannya.
Triumph Group Inc., pemasok terbesar untuk pesawat 747-8, mulai membersihkan pabrik dan melelang peralatan manufaktur secara daring sejak Rabu 20 November 2019 sore, waktu setempat. Peralatan yang dilelang mulai dari gergaji yang ditawarkan mulai dari US$5 hingga mesin cetak otomatis yang digunakan untuk memukulkan paku rivet ke bagian badan pesawat. Penawaran untuk alat tersebut dimulai dari US$100.000, menurut RAAR Group USA Inc yang proses lelang.
Keputusan Triumph untuk berhenti memproduksi komponen 747 setelah bertahun-tahun mengalami kerugian mungkin akan memaksa Boeing untuk menyetop produksi pesawat yang paling dikenal tersebut. Namun, sampai saat ini, Boeing belum mengumumkan bahwa penutupan pabrik ini menandai akhir dari pesawat yang dijuluki "Queen of the Skies” tersebut.
Produsen pesawat yang berbasis di Chicago ini sebelumnya mengeksplorasi rencana untuk mengambil alih pabrik tersebut. Namun setelah mengalami lesunya penjualan, rencana akuisisi itu dibatalkan pada 2016. "Kami terus membangun 747-8 untuk memenuhi tumpukan pesanan dan akan terus membuat keputusan yang tepat untuk menjaga lini produksi tetap sehat," kata juru bicara Boeing Paul Bergman melalui surat elektronik.
Pesawat jumbo jet tersebut memulai perjalanan internasional ke pasar konsumen massal ketika diperkenalkan pada tahun 1970. Namun, jet bermesin empat tidak disukai sehingga banyak maskapai yang beralih ke model mesin kembar yang lebih efisien seperti Boeing 777 dan Airbus SE A350.
BISNIS