Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perusahaan Pakaian Cina Youngor Ingin Buka Pabrik di Indonesia

Reporter

image-gnews
Peluncuran koleksi Cerruti Timepieces 1881 - dokumentasi
Peluncuran koleksi Cerruti Timepieces 1881 - dokumentasi
Iklan

TEMPO.CO, Ningbo - Youngor Group, perusahaan produsen pakaian asal Cina yang telah berdiri selama 40 tahun, berminat untuk memperluas bisnisnya dengan membuka pabrik di Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia.

"Kami sedang membuat rencana masa depan untuk memasuki pasar di Asia Tenggara. Kami sedang mempertimbangkan untuk membangun pabrik di Indonesia, Malaysia, dan Thailand," kata Deputi Manajer Youngor Group, Gaogang Hu, di kota Ningbo, provinsi Zhejiang, Cina pada Rabu malam, 20 November 2019.

Hu menyebutkan bahwa walau pun telah lama berdiri dan berbisnis, Youngor tidak mempunyai cabang perusahaan maupun pabrik di luar negeri. Sebelumnya, perusahaan tersebut pernah membuka pabrik di Filipina yang kemudian ditutup karena beberapa alasan.

Namun, perusahaan garmen Cina itu terus bekerja sama dengan beberapa mitra lokal di beberapa negara, seperti Srilanka dan Romania.

"Kami sejauh ini hanya bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan pakaian lain di luar negeri. Saat ini produk kami lebih banyak dipasarkan secara domestik (di Cina)," ujar dia.

Youngor sejauh ini banyak menjual produk pakaiannya di bawah merek lain, seperti Hart Schaffner Marx -- suatu merk pakaian pria yang ternama di Amerika, dan perusahaan itu mendapatkan hak untuk memproduksi pakaian menggunakan merek tersebut untuk pasar Cina, Hong Kong, dan Makau.

Untuk itu, Youngor memiliki visi utama dan terus berupaya untuk membangun merk ternama bagi produk-produk pakaiannya.

Perusahaan produsen pakaian tersebut juga telah membangun kemitraan strategis dengan lima perusahaan penyedia bahan pakaian kelas internasional, yakni Zegna, Loro Piana, Cerruti 1881, Alumno dan Albini. Selain itu, Youngor mengajak kelima perusahaan tersebut bekerjasama untuk membangun bisnis fesyen bersama dengan satu merk "Mayor".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya, Youngor juga berupaya untuk memperluas bisnisnya ke pasar lain, terutama ke kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

Menurut Hu, pasar Asia Tenggara akan menjadi suatu pasar baru bagi perusahaan tersebut dan merupakan pasar yang sangat berbeda dengan pasar Cina.

"Jika kami ingin membuka pasar di sana (Asia Tenggara), kami harus menemukan mitra lokal yang sangat sesuai dengan bisnis kami," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, perusahaannya juga perlu mempelajari desain pakaian yang cocok untuk konsumen di pasar Asia Tenggara.

"Jadi, kami bisa bekerja sama dengan mitra lokal untuk memasuki pasar Asia Tenggara, tetapi kami juga harus bekerja sama dengan mitra kami di sektor desain produk," kata Hu.

Youngor Group adalah perusahaan produsen pakaian asal Cina yang didirikan pada 1979. Total aset Youngor hingga akhir 2017 mencapai 83,1 miliar yuan (sekitar US$ 11,85 miliar) dan hasil penjualan perusahaan itu mencapai 66,5 miliar yuan (sekitar US$ 9,48 miliar).

ANTARA

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

7 jam lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.


Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

7 jam lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.


Ragam Barang yang Pantang Dimasukkan ke Mesin Cuci karena akan Memperpendek Masa Pakai

14 jam lalu

Ilustrasi mesin cuci. Shutterstock
Ragam Barang yang Pantang Dimasukkan ke Mesin Cuci karena akan Memperpendek Masa Pakai

Pakar menjelaskan apa saja yang sebaiknya tak dimasukkan ke dalam mesin cuci karena bisa memperpendek masa pakai peralatan rumah tangga ini.


Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

1 hari lalu

Cuplikan video padi di gurun Dubai, yang dikembangkan CIna,  7 April 2024 (Asia Hot Topics)
Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.


Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

1 hari lalu

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Luhut menggadang-gadang proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina. Berikut perbedaan spesifikasi dan lainnya dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung.


Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

1 hari lalu

Ilustrasi belanja atau pusat perbelanjaan di Tokyo, Jepang. Unsplash.com/Cosmin Serban
Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

Sebelum merencanakan perjalanan wisata belanja ke Tokyo, ada beberapa hal yang perlu diketahui termasuk barang-barang terbaik yang harus dibeli


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

1 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

1 hari lalu

Cina akan garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

1 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

1 hari lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.