TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Arya Sinulingga, memandang holding asuransi bukan solusi yang tepat untuk menyelamatkan keuangan PT Jiwasraya Persero. Menurut dia, holding BUMN dibentuk bukan untuk mengentaskan keterpurukan perusahaan pelat merah dari likuiditas yang jeblok.
"Belum ada yang mengatakan holding itu menyelamatkan Jiwasraya. Itu bukan solusi penyelamatan," kata Arya di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu, 20 November 2019
Arya menjelaskan, kementerian BUMN sudah mendesain skema untuk menyelamatkan perusahaan pelat merah yang dirundung rugi. Salah satunya, Kementerian BUMN tengah melakukan penjajakan dengan delapan penanam modal untuk menyuntik Jiwasraya dengan dana segar.
Sumber Tempo di pemerintahan menyatakan, salah satu calon mitra strategis yang akan masuk ke Jiwasraya adalah perusahaan asuransi asal Hong Kong, FWD Life. FWD bakal menginjeksi dana segar ke Jiwasraya Putra, anak usaha Jiwasraya.
Jiwasraya disebut bakal menjual produk asuransi baru sehingga bisa menghasilkan pendapatan, yang nantinya akan digunakan untuk menutupi sebagiam kebutuhan duit Jiwasraya. Koran Tempo sudah menghubungi FWD, namun juru bicaranya menolak berkomentar.
Menurut dokumen yang disampaikan manajemen Jiwasraya kepada DPR dalam rapat tertutup kemarin, skema menggandeng investor diharapkan mampu menghasilkan dana Rp 5 triliun. Dana ini akan dipakai untuk solvabilitas dan likuiditas Jiwasraya.
Kondisi keuangan perusahaan Jiwasraya sebelumnya tercatat melorot. Perusahaan itu terakhir tercatat menanggung tunggakan pembayaran klaim katuh tempo kepada 1.286 pemegang polis dengan nilai bunga Rp 96,58 miliar.
Jiwasraya juga telah mengajukan permohonan injeksi dana segar senilai Rp 32,89 triliun kepada Kementerian Keuangan untuk mengembalikan risk based capital (RBC) menjadi 120 persen. Berdasarkan data yang diterima wartawan, RBC per 30 September Jiwasraya tercatat negatif 805 persen.
Angka tersebut merosot dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni pada 2017 sebesar 123 persen dan pada 2018 menurun menjadi -282 persen. Pada 2017, total aset Jiwasraya tercatat senilai Rp 45,68 triliun.
Sejatinya, pada era kepemimpinan Rini Soemarno, Kementerian BUMN berencana membentuk holding BUMN asuransi. Holding ini salah satunya digadang-gadang bakal memperbaiki likuiditas Jiwasraya. Kebijakan juga diharapkan bakal menekan beban operasional perusahaan.
Namun, menurut Arya, saat ini Menteri BUMN Erick Thohir akan mengkaji ulang kebijakan untuk holding asuransi. "Saat ini masih kami bicarakan," ujar Arya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | GHOIDAH RAHMAH | HENDARTYO HANGGI