TEMPO.CO, Jakarta - Founder Indonesia Economic Forum Shoeb Kagda menyatakan bonus demografi yang dimiliki Indonesia wajib dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Terlebih saat ini Indonesia memiliki potensi besar menjadi pemain utama dalam perekonomian dunia dalam beberapa tahun ke depan. Pertumbuhan ekonomi yang terjaga pada level 5 persen di tengah ketidakpastian global menunjukkan resistensi Indonesia yang cukup tinggi.
Untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi, Shoeb memandang pemerintah perlu memiliki inovasi-inovasi baru dalam pengembangan sumber daya manusia. Jumlah tenaga kerja Indonesia yang rata-rata tumbuh tiga juta orang per tahun membuat serapan tenaga kerja yang dibutuhkan harus tidak kalah besar.
Shoeb menilai pemerintah perlu memikirkan ulang sejumlah kebijakan yang terkait dengan low cost labor. Hal semacam ini dinilai tidak akan cukup untuk meningkatkan perekonomian dan menarik masuk investasi.
Lebih jauh Shoeb mengusulkan program pelatihan tenaga kerja dengan mengenalkan kemampuan baru bisa jadi satu cara untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Hal ini akan memudahkan industri memenuhi kebutuhan tenaga kerja sekaligus menurunkan angka pengangguran.
Ke depannya, pemerintah juga perlu beradaptasi dengan cepat untuk menyesuaikan kemampuan tenaga kerja dengan kebutuhan dunia usaha. "Adaptasi yang cepat dari pemerintah akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan daya tahan apabila kondisi global yang tidak menentu terus berlanjut," kata Shoeb.
Bonus demografi Indonesia merupakan salah satu aset terbesar yang perlu dimanfaatkan. Pasalnya, bila pemerintah kurang sigap dalam menerapkan kebijakan efektif untuk pengembangan SDM, hal ini akan menjadi beban perekonomian negara.
"Kita bisa melihat negara seperti Mesir, Cile, atau Venezuela yang memiliki bonus demografi seperti Indonesia. Tetapi, karena pemerintahnya kurang responsif menyikapi hal ini, perekonomian mereka terhambat dan bahkan mengalami krisis," ucap Shoeb.
BISNIS