Tempo.Co, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN akan menggandeng delapan investor untuk menyelamatkan keuangan PT Jiwasraya Persero yang saat ini sedang tersungkur. Staf Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan tujuh di antaranya merupakan investor baru.
"Ada delapan investor. Tujuhnya baru. Kami sedang kejar tujuh investor baru itu," ucapnya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa, 19 November 2019.
Arya menjelaskan, saat ini kementerian sedang melakukan penjajakan dengan penanam modal. Namun, ia belum menyebutkan delapan pihak investor yang sedang dibidik kementerian.
Sebelumnya, sumber Tempo di pemerintahan menyatakan salah satu calon mitra strategis yang akan masuk ke Jiwasraya adalah perusahaan asuransi asal Hong Kong, FWD Life. FWD bakal menginjeksi dana segar ke Jiwasraya Putra, anak usaha Jiwasraya.
Jiwasraya disebut bakal menjual produk asuransi baru sehingga bisa menghasilkan pendapatan, yang nantinya akan digunakan untuk menutupi sebagiam kebutuhan duit Jiwasraya. Koran Tempo sudah menghubungi FWD, namun juru bicaranya menolak berkomentar.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirtjoatmodjo mengatakan saat ini delapan investor sedang menjalani tahap due diligence atau uji tuntas. Delapan penanam modal itu merupakan investor asing. "Asing semua," kata Kartiko.
Menurut dokumen yang disampaikan manajemen Jiwasraya kepada DPR dalam rapat tertutup kemarin, skema menggandeng investor diharapkan mampu menghasilkan dana Rp 5 triliun. Dana ini akan dipakai untuk solvabilitas dan likuiditas Jiwasraya.
Kondisi keuangan perusahaan Jiwasraya sebelumnya tercatat melorot. Perusahaan itu terakhir tercatat menanggung tunggakan pembayaran klaim katuh tempo kepada 1.286 pemegang polis dengan nilai bunga Rp 96,58 miliar.
Jiwasraya juga telah mengajukan permohonan injeksi dana segar senilai Rp 32,89 triliun kepada Kementerian Keuangan untuk mengembalikan risk based capital (RBC) menjadi 120 persen. Berdasarkan data yang diterima wartawan, RBC per 30 September entitas itu tercatat sebesar -805 persen.
Angka tersebut merosot dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni pada 2017 sebesar 123 persen dan pada 2018 menurun menjadi -282 persen. Pada 2017, total aset Jiwasraya tercatat senilai Rp 45,68 triliun.
Aset Jiwasraya itu kemudian menurun pada 2018 menjadi Rp 36,23 triliun. Kemudian, per 30 September 2019, posisinya menjadi sebesar Rp 25,68 triliun.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | KORAN TEMPO | BISNIS