Masalah berkurangnya investasi menuju sektor manufaktur sesungguhnya sudah disadari oleh pemerintah. Dari target realisasi investasi BKPM sebesar Rp 886 triliun pada 2020, pemerintah menargetkan 36,2 persen atau Rp 320,73 triliun terealisasi menuju sektor manufaktur.
Target investasi menuju sektor manufaktur tersebut tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2020 sebagaimana tertuang dalam Perpres No. 61/2019. Meski terdapat target yang tinggi, masih belum jelas usaha apa yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan investasi di sektor manufaktur.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani mengatakan bahwa sektor manufaktur merupakan bagian dari sektor yang menjadi fokus pemerintah pada tahun depan.
BKPM akan melakukan promosi menggunakan metode redcarpeting dengan cara memetakan keunggulan dari investor terkait dan akan mengarahkan investor untuk membangun pabrik di lokasi yang mampu menyediakan bahan baku yang dibutuhkan. "Kita akan coba kluster potensi dari negara terkait dan bagaimana kita bisa menyediakan kebutuhan dari investor," ujar Farah.
Hal senada disampaikan oleh Pelaksana Tugas Deputi Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM Yuliot. Ia menyatakan pihaknya akan menyegerakan investasi sebesar Rp700 triliun yang sebelumnya disebut oleh Kepala BKPM Bahlil Lahadalia tidak kunjung terealisasi akibat permasalahan perizinan.
Menurut Yuliot, investasi yang terhambat tersebut kebanyakan menuju sektor manufaktur sehingga sangat perlu untuk segera direalisasikan karena memiliki banyak di antaranya yang mampu memproduksi barang substitusi impor. "Kalau berhasil terealisasi maka ini akan meningkat pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sehingga pertumbuhan ekonomi juga akan terangkat ke 6 persen."
BISNIS