TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Kepala Hubungan Masyarakat Badan Kepegawaian Negara Paryono merespons ihwal akun abal-abal yang mendaftar untuk selesi calon pegawai negeri sipil atau CPNS 2019. Menurut dia, hal itu hanya akan memenuhi storage situs.
"Dampaknya jika mereka asal-asalan dalam mengunggah dokumen, pasti tidak lulus seleksi administrasi hanya akan memenuhi storage BKN," kata Paryono saat dihubungi, Selasa, 19 November 2019.
Dia mengatakan tahun lalu banyak yang melakukan mendaftar, tapi tidak serius untuk ikut tes. Hal itu, kata dia, hanya untuk mengecoh pelamar lain. Sebab, jumlah pendaftar akan terlihat saat pelamar mencoba mendaftar.
"Saat ini mungkin dikira masih sama seperti tahun lalu, namun sekarang tidak bisa lihat lagi berapa jumlah pendaftar dari setiap formasi," kata dia.
Tahun lalu, kata Paryono, fitur itu ada. Tapi untuk tahun ini fitur tersebut sudah ditutup. Akibatnya, pelamar tidak bisa lagi melihat jumlah pendaftar per formasi.
Dia juga memastikan tidak mungkin ada orang yang sudah mendaftar, lalu mendaftar lagi. Sebab, pendaftaran kini menggunakan NIK.
Sebelumnya, BKN menemukan ada pendaftar Seleksi CPNS 2019 yang menggunakan akun abal-abal. Pemilik akun itu bahkan secara asal-asalan menggunakan foto sate sebagai foto profilnya.
Paryono mengatakan, para pendaftar CPNS abal-abal ini hanya bertujuan untuk mengganggu psikologi pendaftar lainnya.
Panitia CPNS 2019 pun telah siap mengantisipasi hal tersebut dengan menutup jumlah pendaftar di tiap formasi. Langkah ini dimaksudkan untuk memberi keleluasaan bagi seluruh pendaftar. "Ada foto sate, di Jogja ada 10 akun pakai sate semua. Belum daerah lain," kata dia di Gedung DPR, Senin 18 November 2019.
Panitia CPNS 2019 memastikan akun abal-abal ini tidak akan lolos administrasi. Pasalnya panitia akan melakukan seleksi ketat sebelum mengumumkan jumlah peserta yang lolos administrasi dan berhak mengikuti seleksi kompetensi dasar (SKD).
HENDARTYO HANGGI | BISNIS