TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi Chandra Hamzah mengatakan perbincangannya dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir hanya membicarakan hal umum dan normatif. "Kami enggak bicara jabatan," ujar dia selepas pertemuan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 18 November 2019.
Sejak awal, ujar Chandra, ia telah berekspektasi bahwa Erick memanggilnya untuk meminta masukan. Mengingat, Erick memang baru saja diangkat sebagai menteri pada Oktober lalu.
Menurut Chandra, ada sejumlah persoalan yang mesti dibenahi di tubuh perusahaan pelat merah adalah bagaimana meningkatkan integritas dan kinerja awak BUMN. Di samping itu, bagaimana perusahaan milik negara itu tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, justru menyumbang pundi-pundi ke penerimaan negara.
"Beliau bandingkan di Majalah Forbes ada orang terkaya di dunia, dan kekayaan tujuh saja orang itu lebih besar dibandingkan kekayaan kita. Kenapa kita enggak bisa seperti itu," kata Chandra.
Hal lain yang dibicarakan, kata Chandra, adalah soal aturan dan hukum. "Tentu saja di setiap masalah itu pasti ada masalah hukum cuma terlalu teknis, ada yang perlu diperbaiki," ujar Chandra.
Ia mengatakan saat ini memang ada kendala-kendala hukum yang mengganjal perusahaan pelat merah untuk bergerak maju. Hanya saja, Chandra enggan memperinci persoalan tersebut karena dinilai terlampau teknis. "Norma-norma hukum tentang BUMN lah, Pak Menteri ingin BUMN maju, kendalanya apa, pengalaman saya dulu seperti apa."
Chandra tak menyangkal bahwa salah satu topik yang dibicarakan adalah soal perkara korupsi yang belakangan mendera BUMN di Tanah Air. Ia berujar Erick Thohir tak mau ada pejabat BUMN yang tersangkut kasus rasuah lagi. "Pak Menteri menyampaikan bahwa integritas penting, jangan sampai BUMN jadi bancakan, sehingga ada yang terjerat kasus korupsi lagi," tuturnya.
Chandra Hamzah tiba di Gedung Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, sekitar pukul 08:30 WIB. Chandra datang mengenakan kemeja batik berwarna cokelat dan langsung menuju meja resepsionis untuk mengisi buku tamu.
Awak media berusaha meminta komentar terkait kedatangan Chandra, namun ia hanya berkomentar singkat. "Saya diajak ngopi-ngopi mas," ujarnya. Tak lama kemudian, Chandra dijemput seorang pegawai Kementerian BUMN menuju ruang kerja Erick Thohir di lantai 19.
Selepas pertemuan, Chandra mengatakan perbincangan dengan Erick Thohir dan dua wakil menterinya, Kartika Wirjoatmodjo dan Budi Gunadi Sadikin banyak membahas hal normatif. "Kebetulan kan saya pernah jadi komisaris utama PLN, jadi ditanyakan lah pengalaman saya," ujar Chandra.
Sosok Chandra Hamzah sendiri bukan orang asing di BUMN, karena pernah diangkat menjadi Komisaris Utama PT PLN (Persero) pada 23 Desember 2014. Selain itu Chandra Hamzah juga pernah diminta menjadi Komisaris Bank BTN, namun ia menolaknya.
CAESAR AKBAR | ANTARA