TEMPO.CO, Jakarta - PT Dana Brata Luhur Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau IPO pada Senin, 18 November 2019. Perusahaan dengan kode perdagangan saham TEBE, ini menjadi perusahaan ke-46 yang melantai di bursa tahun ini.
Lewat pencatatan ini, perusahaan menebar 35 juta saham atau sebesar 2,72 persen dari seluruh total modal penuh yang disetor kepada publik. Jumlah total saham tersebut, sesuai dengan pelaksanaan konversi Mandatory Convertible Loan (MCL) ditawarkan perseroan.
Dengan dilaksanakan konversi MCL dan IPO saham, persentase kepemilikan masyarakat adalah sebanyak 22,18 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah IPO dan pelaksanaan konversi MCL.
Adapun, saham TEBE tersebut ditawarkan dengan harga sebesar Rp 1.096 per saham. Dengan harga ini, jumlah keseluruhan dana IPO yang terkumpul sebesar Rp 38,36 miliar.
"Langkah untuk melakukan IPO menjadi langkah perseroan untuk mencapai visi dan misi sebagai penyedia jasa infrastruktur dan transportasi batubara terintegrasi yang terkemuka," kata Direktur Utama Dana Brata Luhur Dian Heryandi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin.
Mengutip rilis, Senin, 18 November 2019, Perseroan akan menggunakan 80 persen dana IPO sebagai kebutuhan modal anak usaha di PT Talenta Bumi dan 20 persen digunakan untuk modal kerja Perseroan.
Masuknya Perseroan ke pasar modal ini juga merupakan salah satu upaya Perseroan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan, meningkatkan tata kelola perusahaan serta membuka akses lebih luas terhadap sumber pendanaan di pasar modal.
Sementara itu, usai dibuka, saham TEBE langsung melesat naik 49,77 persen menjadi 1.640 per lembar saham usai dilepas ke publik. Saat dilepas, saham TEBE tercatat diperdagangkan sebanyak 9 kali degan volume saham mencapai 90 lot saham dan turn over mencapai Rp14,72 miliar.
KODRAT | MONICHA YUNIARTI SUKU (MAGANG)