TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Widodo Muktiyo menilai kemajuan teknologi internet yang berkembang pesat saat ini tidak disertai literasi yang baik di masyarakat. Akibatnya terjadi keterkejutan budaya yang berdampak pada semakin maraknya berita bohong atau hoaks yang tersebar di dunia maya.
"Orang banyak 'posting' yang berita bohong, mereka tidak melakukan penyaringan dengan baik, asal 'posting', 'sharing', dan sebagainya," ujar Widodo dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Minggu 17 November 2019.
Widodo mengatakan berita hoaks yang tersebar di dunia maya kini sudah merambah ke arah SARA (suku, ras dan agama), sosial, dan politik yang dapat menimbulkan perpecahan bangsa. Dia berpesan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan internet.
“Karena jika digunakan dengan serampangan, bisa menjebak penggunanya, ada konsekuensi hukum dan bisa kena penjara,” kata pria yang juga guru besar Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo ini.
Widodo memberikan tips sederhana agar masyarakat bisa terhindar dari korban hoaks. Pertama, bila terdapat berita yang meragukan, maka segera cek ke pemberitaan media-media yang terpercaya.
Bila dirasa kurang yakin, maka dapat mendengarkan atau melihat informasi di media resmi pemerintah, seperti RRI atau TVRI.
Kedua, bila masyarakat tergabung dalam sebuah grup WhatsApp, namun isinya terus menghujat dan penuh keraguan, maka dia menyarankan agar keluar dari grup tersebut.
“Internet dan media sosial seharusnya memudahkan hidup kita, bukan berpotensi menyusahkan kita,” tutur Widodo.