TEMPO.CO, Jakarta - PT Sarana Multigriya Finance (SMF) menggandeng marketplace di Indonesia dalam memasarkan produk investasi Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA SP) ritel untuk menyasar milenial.
"Saat ini, pemasaran EBA SP baru melalui dua sekuritas, yakni BNI Sekuritas dan BCA Sekuritas, ke depan kami ingin gandeng marketplace seperti Bukalapak dan Tokopedia," ujar Kepala Divisi Sekuritisasi dan Pembelian KPR, Sid Herdi Kusuma dalam media gathering di Yogyakarta, Minggu 17 November 2019.
Ia menuturkan EBA ritel menyasar kalangan millenial dengan nilai investasi mulai dari Rp100.000 dengan bunga 8,75 persen per tahun. SMF menargetkan pendanaan sebesar Rp300 miliar dalam penjualan EBA ritel.
SMF, kata dia, secara aktif telah melakukan sosialisasi dan edukasi dengan membuka penjualan EBA SP ritel ke universitas, kementerian dan BUMN.
"Kita sudah dapat 250 new account (investor), kebanyakan mahasiswa. Rata-rata investasinya sekitar Rp300 ribu, memang kecil tapi tidak apa-apa yang penting ada repeat ke depannya," ucapnya.
Dalam rangka melakukan sosialisasi dan edukasi, SMF memanfaatkan media sosial sebagai sarananya.
"Untuk milenial, cara edukasinya berbeda dengan institusi. Kita punya Program Rabu Investasi, kita sosialisasi dan edukasi melalui media sosial dan juga ada tim yang terjun langsung ke kampus-kampus," paparnya.
Selain pemasaran melalui marketplace, SMF akan menggandeng perusahaan digital yang sudah memiliki izin Agen Penjual Efek Reksa Dana (Aperd) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ia mengakui untuk mengubah paradigma investor ritel untuk beralih dari tabungan atau deposito ke instrumen investasi pasar modal masih membutuhkan waktu.
"Itu menjadi tantangan, maka itu sosialisasi dan edukasi terus kita gencarkan mengenai instrumen EBA SP ini," katanya.
Sementara itu, Direktur SMF Sutopo mengatakan pertumbuhan investor ritel dalam instrumen EBA SP memang relatif tidak terlalu cepat.
"EBA SP ritel itu proses, kita sosialisasi dan edukasi, itu jalan terus dan tumbuh meski kita tidak bisa berharap cepat hingga langsung ribuan orang. Namun sebenarnya, effort investor ritel itu besar," ucapnya.