TEMPO.CO, Kupang - Konsul Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Denpasar, Bali, Gou Haodong mengatakan, sepanjang Januari hingga Juni atau enam bulan pertama 2019, investasi Cina di Indonesia mencapai US$ 2,3 miliar.
"Sejak tahun 2019, kerja sama Tiongkok-Indonesia membawa hasil yang sangat signifikan di bidang investasi. Dalam bulan Januari hingga Juni 2019, investasi Tiongkok di Indonesia mencapai 2,3 miliar dolar AS atau 16,2 persen dari total investasi asing di Indonesia," kata Gou Haodong, di Kupang, Sabtu, 16 November 2019.
Dia mengemukakan hal itu, pada pembukaan "Forum Investasi tiga wilayah Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yakni Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bali ke-4 di Kupang.
Menurut dia, total investasi Cina di Indonesia ini telah menempatkan Cina berada pada peringkat ketiga negara yang melakukan investasi di Indonesia.
Berdasarkan data BKPM pada Juli 2019, Singapura menjadi negara dengan investasi terbanyak di Indonesia. Adapun negara penanam investasi terbesar kedua setelah Singapura ialah Jepang.
"Tahun ini, Presiden Joko Widodo terpilih kembali, dan boleh dikatakan hubungan Tiongkok-Indonesia sedang berada di titik sejarah yang terbaik, untuk kedua pihak ketika kita meningkatkan kerja sama dan investasi," katanya. Dia menambahkan, dalam beberapa tahun terakhir ini, hubungan bilateral Cina -Indonesia terus berkembang.
"Kerja sama yang saling menguntungkan juga terus mendalam. Kedua negara kita terus memperdalam sinergi inisiatif 'Jalur Sutera Maritim Abad 21' Tiongkok dan Konsep Poros Maritim Dunia Indonesia," katanya.
Menurut Gou, hubungan ini telah meningkatkan investasi bilateral, memperluas kerja sama yang komprehensif di bidang infrastruktur, pertanian, perdagangan, bisnis e-commerce, keuangan, energi dan lainnya.
Forum investasi yang melibatkan 20 investor asal Tiongkok itu dihadiri puluhan pengusaha dari tiga provinsi wilayah Konsulat Jenderal RRT di Denpasar, Bali yakni NTT, Bali dan NTB.
ANTARA
