TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2019 membuktikan keberhasilan program pemerintah.
“Pencapaian ini mengindikasikan berbagai program yang dijalankan oleh pemerintah berada pada arah yang benar,” katanya di Jakarta, Jumat, 15 November 2019.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat melaporkan nilai perdagangan Indonesia pada Oktober 2019 mengalami surplus US$ 161,3 juta atau lebih baik dibanding September 2019 yang defisit US$ 163,9 juta. Surplus neraca perdagangan terpengaruh oleh turunnya nilai impor migas dan non-migas yang tajam sepanjang Oktober.
Menurut paparan BPS, nilai impor pada Oktober 2019 ialah sebesar US$ 14,77 miliar atau naik 3,57 persen ketimbang September 2019. Impor migas pada bulan lalu hanya mencapai US$ 1,75 miliar. Sedangkan impor non-migas mencapai US$ 13,02 miliar.
Penurunan impor terjadi untuk barang konsumsi, bahan baku atau penolong, dan barang modal sangat dalam.
Sementara itu, nilai ekspor pada Oktober tercatat sebesar US$ 14,93 miliar atau mengalami naik sebesar 5,92 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Suhariyanto menuturkan ekspor migas hanya mencapai US$ 926 juta, sedangkan non-migas US$ 14 miliar.
Menko Airlangga menuturkan realisasi nilai ekspor pada Oktober 2019 melebihi ekspektasi yang diperkirakan banyak pengamat sehingga pemerintah pun akan merencanakan berbagai hal untuk terus mendukung peningkatan kinerja ekspor.
“Salah satunya dari sisi kemudahan dan penyederhanaan proses perizinan dan investasi melalui omnibus law,” ujarnya.
ANTARA