TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir triwulan III 2019 tercatat sebesar US$ 395,6 miliar. Nilai itu terdiri dari ULN publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$ 197,1 miliar, serta ULN swasta (termasuk BUMN) sebesar US$ 198,5 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko ULN
Indonesia pada triwulan III 2019 terkendali dengan struktur yang sehat. "ULN Indonesia tersebut tumbuh 10,2 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh meningkatnya pertumbuhan ULN pemerintah di tengah perlambatan ULN swasta," kata Onny dalam keterangan tertulis, Jumat, 15 November 2019.
Dia mengatakan pertumbuhan ULN pemerintah meningkat sejalan dengan optimisme investor asing terhadap prospek perekonomian nasional. Posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan III 2019 tercatat sebesar US$ 194,4 miliar atau tumbuh 10,3 persen (yoy), meningkat dari 9,1 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Sepanjang triwulan III 2019, investor nonresiden membukukan pembelian neto Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang cukup besar sehingga mendorong kenaikan ULN Pemerintah. Perkembangan ini mencerminkan kepercayaan investor yang tinggi terhadap prospek perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global, serta imbal hasil investasi aset keuangan domestik yang menarik.
Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (19,0 persen dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,5 persen), sektor jasa pendidikan (16,0 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,3 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (13,7 persen).
ULN swasta tumbuh melambat dari triwulan sebelumnya. Posisi ULN swasta pada akhir triwulan III 2019 tumbuh 10,4 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 11,3 persen (yoy)
"Perlambatan ULN swasta tersebut terutama disebabkan oleh penurunan ULN Bank," kata Onny.
Secara sektoral, kata dia, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,4 persen.
"Struktur ULN Indonesia tetap sehat didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," ujarnya.
Kondisi tersebut tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan III 2019 sebesar 36,3 persen, membaik dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 88,1 persen dari total ULN.
Dalam rangka menjaga struktur ULN tetap sehat, kata dia, Bank Indonesia dan Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
I