Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menyatakan komisaris utama Pertamina juga perlu mengawal dan mengarahkan direksinya mencapai target menjadi perusahaan kelas dunia. "Dia harus memahami visi dan program kerja untuk bisa mengawasi dan mengevaluasi kinerja direksi," katanya.
Pengamat energi dari Universitas Gajah Mada Fahmy Radi menyatakan sosok Basuki atau yang akrab disapai Ahok mampu menghadapi tantangan-tantangan itu. "Dia berintegritas, terkenal galak sehingga yang mau macam-macam takut, serta hampir tidak memiliki konflik kepentingan," ujarnya.
Kabar pencalonan Ahok mencuat setelah ia menyambangi kantor Menteri BUMN Erick Thohir, Rabu pagi. Dia mengaku mendapat tawaran bergabung di salah satu BUMN dan menyatakan bersedia. "Belum tahu," ujarnya saat ditanya mengenai jabaran dan perusahaan tempatnya bertugas nanti.
Dua sumber Tempo di Kementerian BUMN menyatakan tawaran yang diberikan kepada Ahok berupa jabatan komisaris utama di Pertamina. Pencalonan mantan Gubernur DKI Jakarta ini datang dari Presiden Joko Widodo.
Erick Thohir masih enggan membeberkan penugasan Ahok. Namun dia memastikan politisi PDIP itu akan mulai bekerja sekitar awal Desember. "BUMN dengan 142 perusahaan butuh figur yang bisa jadi pendobrak, tidak artinya salah dan benar, tapi untuk mempercepat daripada hal-hal yang sesuai diarahkan," katanya.
Presiden Joko Widodo juga membenarkan Ahok akan mengisi jabatan di salah satu BUMN. "Ini masih dalam proses seleksi," katanya.