TEMPO.CO, Jakarta - Mantan calon wakil presiden Sandiaga Uno meminta masyarakat tak perlu buru-buru mengomentari dan berspekulasi terlebih dahulu mengenai rencana penunjukan Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok sebagai bos di salah satu perusahaan pelat merah oleh Menteri BUMN.
"Kita menunggu saja hasil akhirnya. Jangan kita judge (hakimi) dulu. Jangan langsung memberikan komentar. Kita tunggu dulu apa yang menjadi pertimbangan Pak Erick untuk disampaikan kepada publik," kata Sandiaga seusai mengisi acara Seminar dan Diskusi bertajuk "Jihad Ekonomi melalui Pengembangan UMKM" di Yogyakarta, Kamis, 14 November 2019.
Sandiaga berharap masyarakat ikut mendukung apabila mantan Gubernur DKI Jakarta itu telah resmi dipilih sebagai pemimpin baru di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Setelah (Ahok) terpilih, kita sudah wajib (mendukung) karena BUMN itu milik rakyat, milik bangsa dan negara, jadi patut didukung," kata Sandiaga
Masyarakat, menurut dia, patut mendukung pimpinan baru BUMN untuk mewujudkan kemaslahatan sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945 yang memberikan amanat bahwa pengelolaan ekonomi negara dan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.
Lebih jauh Sandiaga yakin Menteri BUMN Erick Thohir sebagai pengambil kebijakan memastikan bahwa jajaran pimpinan BUMN baik komisaris maupun direksi yang dipilih sesuai dengan prinsip "the right man on the right place" (orang yang benar ada di tempat yang benar).
"Mungkin Pak Ahok memiliki kekuatan di bidang pertambangan karena beliau sarjana pertambangan, yang dicari tentu kecocokannya kepada 'the right man on the right place'," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
Sebelumnya Kementerian BUMN memastikan Ahok akan memimpin salah satu BUMN sebagai direktur utama atau komisaris. Keputusan mengenai BUMN yang bakal dipimpin mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan disampaikan dalam waktu dekat. Meski demikian, kabar berembus Ahok direkomendasikan menjabat posisi Komisaris PT Pertamina atau PT PLN (Persero).
ANTARA