TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR Basuki Hadimuljono menceritakan ritme kerja di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di kabinet jilid I lalu. Basuki menggambarkan sistem kerja tersebut seperti lagu rock and roll.
"Kalau saya bilang bisa ya harus bisa (kejar target). Periode 2015-2019 itu saya masih ingat, kerja saya rock and roll. Kalau orang biasa kerja satu shift pasti enggak bisa mengikuti (ritme), karena (kami) kerja tiga shift selama tujuh hari dalam seminggu," ujar Basuki di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 14 November 2019.
Basuki mesti mengejar target pembangunan infrastruktur untuk membuka konektivitas, khususnya di area remote atau terpencil. Berdasarkan catatan Kantor Staf Presiden, selama 5 tahun, Kementerian PUPR telah membangun jalan sepanjang 3.194 kilometer di wilayah perbatasan.
Pada 2019, kementerian pun mengebut pembangunan jalan nasional sepanjang 732 kilometer, termasuk jalan pelosok. Di sektor pembangunan jalan tol, pemerintah mencatat telah merampungkan 1.387 kilometer.
Pembangunan tersebut sudah termasuk pengerjaan proyek Jalan Tol Trans Jawa yang membentang sepanjang 1.167 kilometer. Pemerintah juga telah mencicil proyek pembangunan jalan Tol Trans Sumatera. Proyek paket I segmen Bakaeuheni Selatan-Bakauheni Utara sepanjang 8,9 kilometer dan paket II dengan segmen Lematang-Kotabaru sepanjang 5 kilometer telah terbangun pada 2018.
Baca Juga:
Adapun sepanjang 2019 ini, pemerintah mengerjakan paket I Bakauheni-Sidomulyo sejauh 39,9 kilometer dan paket II Sidomulyo-Kota Baru sepanjang 40 kilometer. Lantas paket III Kotabaru-Tengineng sepanjang 30 kilometer dan paket IV Tengineneng-Terbanggi Besar 33 kilometer.
PUPR juga membangun 65 bendungan. Basuki mengatakan masih ada sejumlah target yang belum selesai. Misalnya finalisasi jalan tol. Target-target itu, kata dia, akan dirampungkan sejalan dengan pembangunan lainnya di pemerintahan Jokowi jilid kedua.
Basuki mengakui kerja di bawah kepemimpinan Jokowi; nikmat, penuh tantangan, dan terukur. "Apalagi saya kerja trust and loyality. Beliau trust ke saya, saya akan loyal," ujarnya.
Selama bekerja di bawah Jokowi, Basuki mengakui hanya menjalankan visi presiden. Sebab, menurut dia, tak ada visi lain, apalagi visi menteri. Seluruh pekerjaan pun mesti berfokus seperti apa yang telah tergambar dalam visi Jokowi.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui kerap "meneror" menterinya lepas jam kerja untuk menanyakan isu-isu penting atau sekadar memperbarui perkembangan program kerja. Bahkan, Jokowi menyebut acap menelepon menterinya lepas tengah malam.
"Paling malem telpon bisa jam 22.00 WIB, jam 00.00 WIB, jam 01.00 WIB, jam 02.00 WUB, atau bahkan jam 02.30 WIB," ujarnya. Seumpama menteri telah lelap tidur, Jokowi menyatakan bakal menelepon ajudan menteri.
"Kalau menteri sulit (ditelepon), ya ajudannya. Itu kalau penting ya gitu," tuturnya.