TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemerintah DIY, Budi Wibowo mengakui bahwa titik pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta belum merata. Karena itu ia menilai keberadaan jalan tol di Yogyakarta akan dapat menyebar titik pertumbuhan ekonomi di wilayah.
Budi menyebut, daerah Yogya bagian selatan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan relatif lebih banyak di banding Yogya utara. “Ketimpangan wilayah Yogya selatan dan utara sangat terasa sekali. Titik pertumbuhan ekonomi baru khususnya di selatan itu yang harus kami kejar,” ujar Budi di Yogyakarta, Rabu 13 November 2019.
Saat ini, ujar Budi, program yang dinilai strategis menggenjot pertumbuhan perekonomian selatan Yogya masih soal infrastruktur. Rencana pembangunan jalan tol di Yogya selatan diyakini bisa menggerus ketimpangan utara-selatan Yogyakarta itu.
Wacana proyek tol pengungkit pertumbuhan ekonomi sisi selatan yakni Yogya-Cilacap, disebut Budi akan memberikan beberapa dampak besar. Salah satunya, mempercepat pembangunan aerotropolis di kawasan bandara baru Yogyakarta International Airport ( YIA) di Kulonprogo hingga mendorong potensi wisata bertumbuh. "Oleh karena itu tol Yogya sampai Cilacap bagaimana pun juga 2020 nanti harus mulai dibangun," katanya.
Jika tol Yogya-Cilacap rampung, ujar Budi, kawasan aerotropolis bandara lebih cepat terwujud dan mendorong bangkitnya industri wisata Yogya selatan yang sudah didukung bandara International. "Kalau infrastruktur selatan selesai, kami yakin pertumbuhan ekonomi Yogyakarta secara regional bisa di atas rata rata nasional karena tak ada lagi ketimpangan mencolok" katanya.
Saat ini, rencana proyek jalan tol yang sudah maju tahapannya adalah tol Yogya-Bawen dan Yogya-Solo. Sedang Tol Yogya-Cilacap masih tahap mengajukan permohonan.
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY Krido Suprayitno, mengatakan, sosialisasi proyek pembangunan tol Yogya-Solo dan Yogya Bawen diperkirakan dilaksanakan minggu ketiga bulan November ini. “Insya Allah, pekan depan sudah ada sosialisasi soal rencana proyek tol,” ujar Krido.
Dalam proyek jalan tol Yogya-Solo dan Yogya-Bawen ini, sedikitnya 20 desa dan delapan kecamatan akan terdampak. Sebanyak 3.628 bidang tanah dan permukiman di daerah ini akan terdampak dengan luasan lahan sekitar 221,1 hektar.
PRIBADI WICAKSONO