TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto mengatakan keputusan Perum Badan Usaha Logistik (Bulog) untuk tidak melakukan impor daging sapi tak menyalahi aturan. Bulog sebelumnya telah mendapat kuota impor sebesar 30 ribu ton dari Brazil. Hal itu berdasarkan rapat koordinasi terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Agustus lalu.
"Tidak, tidak ada menyalahi apa-apa. Impor daging itu kan harus melihat situasi dan kondisi di lapangan," kata Agus di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu, 13 November 2019.
Dia mengungkapkan, keputusan untuk lakukan impor harus mempertimbangkan dua hal, yakni kecukupan pasokan pangan yang akan diimpor dan tidak mengubah iklim usaha di daerah. "Karena nanti mengganggu ekonomi kerakyatan di sini," ucap Agus.
Sehingga Agus menuturkan, pihaknya akan terus memantau fluktuasi harga daging sapi di lapangan agar bisa tahu kesiapan stok dan para pelaku usaha di pasar. Namun Agus tak menutup kemungkinan ada impor daging sapi ke depannya. "Andai kata tidak cukup, kami akan bicara dengan Bulog bagaimana cara memenuhinya," ungkap Agus.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau akrab disapa Buwas menuturkan stok daging dalam negeri masih mencukupi, sehingga pihaknya belum memanfaatkan kuota impor daging sapi Brazil sebesar 30 ribu ton yang diberikan pemerintah pada tahun ini.
Menurut Budi Waseso, BUMN lain telah melakukan impor daging seperti Berdikari dan PT Perusahaa Perdagangan Indonesia (PPI). "Untuk daging sapi masih sangat cukup. Sekarang PPI dan PT Berdikari juga menyiapkan daging. Justru kami stop, karena stoknya sudah banyak," ujarnya di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa, 12 November 2019.
Selain stok daging yang dirasa aman sampai akhir tahun, harga daging juga masih stabil sehingga kebijakan impor komoditas pangan tersebut urung dilakukan.