TEMPO.CO, Jakarta - Presidium Gabungan Aksi Roda Dua Indonesia Igun Wicaksono menyatakan jumlah pengemudi ojek online di Indonesia sampai kini tidak diketahui secara pasti baik oleh publik maupun pemerintah. Saat ini, asosiasi pengemudi ojol tidak memiliki data atau catatan terkait jumlah pasti mitra pengemudi.
Menurutnya, perusahaan aplikator juga tidak mau membuka data jumlah tersebut. Igun memproyeksikan jumlah pengemudi ojek online sekitar 2,5 juta orang. Adapun, simpatisan Garda mencapai 200 ribu mitra ojek online di seluruh Indonesia.
Dia mengatakan jumlah mitra pengemudi ojek daring di wilayah Jabodetabek bisa mencapai 50 persen dari total jumlah mitra di seluruh Indonesia. Artinya, untuk wilayah Jabodetabek saja dapat mencapai lebih dari 1,25 juta pengemudi.
"Ini wilayah urban, artinya banyak ojol-ojol [ojek online] dari daerah-daerah juga masuk Jabodetabek, dari sekitar Pantai Utara dan Banten," katanya kepada Bisnis.com, Selasa, 12 November 2019.
Sementara itu, Direktur Angkutan Jalan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ahmad Yani mengamini pernyataan bahwa pemerintah tidak memiliki data jumlah pasti mitra pengemudi ojol. "Saya konfirmasi dengan Gojek dan Grab sekitar 2 juta--2,5 juta," katanya kepada Bisnis.com.
Sementara itu, data jumlah mitra tersebut oleh dua raksasa bisnis rintisan pun memang tidak diumumkan secara pasti.