TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo enggan berkomentar ketika ditanya terkait penunjukkan sejumlah direktur utama bank pelat merah. Dalam hal ini adalah PT Bank Mandiri Tbk. dan PT Bank Tabungan Negara Tbk.
Ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kartika langsung buru-buru menuju mobilnya, saat ditanya awak media terkait hal itu. Dia juga tak menjawab ketika ditanya apakah Royke Tumilaar benar ditunjuk sebagai Direktur Utama Bank Mandiri.
"Sorry, sorry saya buru-buru," sambil terus berjalan cepat menuju mobilnya, Selasa 12 November 2019.
Adapun sebelumnya, Kartika datang ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengikuti rapat koordinasi Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dia mewakili Menteri BUMN Erick Thohir yang tak bisa hadir dalam rapat tersebut.
Menurut sejumlah sumber Tempo di Kementerian BUMN, kandidat kuat Direktur Utama Bank Mandiri adalah Royke Tumilaar. Adapun Royke saat ini masih menjabat sebagai Direktur Corporate Banking Bank Mandiri.
Saat pergantian Dirut Bank Mandiri 2016 lalu, nama Royke juga muncul sebagai kandidat bersama Kartika Wirjoatmodjo yang saat itu menjabat sebagai Direktur Finance and Strategy, dan Pahala N Mansury yang saat itu menjabat Direktur Treasury and Market. Namun untuk menggantikan Budi Gunadi Sadikin yang mengakhiri masa tugas, akhirnya terpilih Kartika sebagai Dirtur Utama Bank Mandiri.
Adapun posisi Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) kosong terjadi usai mantan Direktur Utama BRI Suprajarto menolak keputusan RUPSLB BTN. Suprajarto seharusnya mengisi posisi tersebut menggantikan Maryono sebagai Direktur Utama sebelumnya.
Kementerian BUMN dikabarkan telah menyiapkan kandidat Dirut BTN. Salah satu kandidat terkuat adalah Pahala Nugraha Mansury yang kini menjabat Direktur Keuangan PT Pertamina. Sebelum berkarier di Pertamina, Pahala pernah menjadi Direktur Keuangan Mandiri dan Direktur Utama Garuda Indonesia.
DIAS PRASONGKO | FRISKI RIANA