TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan kemajuan pembangunan kereta cepat Jakarta - Bandung secara fisik telah mencapai 34-36 persen. Adapun pembebasan lahan untuk proyek infrastruktur andalan Presiden Jokowi ini telah mencapai 99,06 persen.
Dalam rapat yang berlangsung di Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, kata Zulfikri, pemerintah tengah berfokus membantu PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahan agar target pengoperasian tercapai.
"Pokoknya Juli 2021 itu selesai, kami banyak membantu di teknis dan soal fasilitas," kata Zulfikri selepas rapat tersebut, Selasa, 12 November 2019.
Sejauh ini, menurut Zulfikri, konstruksi proyek kereta cepat sudah tidak banyak kendala. Kendati sebelumnya sempat ada kebakaran pipa Pertamina akibat kesalahan pengerjaan di samping Jalan Tol Padalarang - Cileunyi. "Sementara ini enggak ada masalah, kemarin pun ada crossing di LRT Jabodebek sudah selesai."
Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra menyebut perkara lahan sebenarnya sudah sedikit. Persoalan yang banyak dihadapi justru perkara administrasi, baik di pengadilan maupun di Badan Pertanahan Nasional. "Kami minta dukungan agar bisa dipercepat," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membentuk tim taskforce atau tim satuan tugas khusus bagi pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Dia mengatakan tim ini dipimpin langsung Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Chandra Dwiputra.
"Saya ubah konsepnya di taskforce selain rapat yang kontinyu per dua minggu, untuk isu yang penting. Tapi juga ada mengenai finansial bisa bulanan," kata Erick ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa 5 November 2019.
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung ini ditargetkan rampung pada 2021. Kendati demikian, saat pembangunan terjadi beberapa hambatan. Salah satunya, insiden kebakaran pipa penyalur BBM Pertamina dekat ruas tol Purbaleunyi, Cimahi, diduga akibat pengeboran yang dilakukan oleh KCIC.
CAESAR AKBAR | DIAS PRASONGKO