TEMPO.CO, Jakarta - Pabrikan pesawat Amerika Serikat terbesar, Boeing.co bisa sedikit bernapas lega setelah Federal Aviation Administration (FAA) kemungkinan bisa memberikan izin terbang lagi buat pesawat jenis B 737 MAX. Juru bicara Boeing, Gordon Johndroe, Senin waktu setempat, mengatakan otoritas penerbangan Amerika Serikat itu berada di jalur untuk mensertifikasi rancangan ulang perangkat lunak kontrol penerbangan pada pertengahan Desember mendatang.
Namun layanan penerbangan komersial 737 MAX sendiri tidak akan diizinkan kembali berjalan sampai pihak regulator menandatangani materi pelatihan terbaru untuk pilot. Pelatihan ini diperkirakan akan dilancarkan pada Januari.
Boeing juga menyadari akan membutuhkan waktu bagi maskapai-maskapai penerbangan untuk mempersiapkan jet-jet yang tersimpan itu beroperasi dan terbang. “Kami lihat rata-rata secara global pesawat jet MAX RTS (return to service) pada Maret 2020,” tutur analis Bank of America Corp. Ron Epstein dalam sebuah laporan, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa 12 November 2019.
Menurut Epstein, diperlukan tingkat koordinasi yang tinggi antara FAA dan regulator-regulator penerbangan global lainnya untuk menentukan jadwal.
Tetap saja, kabar ini mampu meredakan kegelisahan investor atas prospek 737 MAX, jet terlaris sekaligus sumber laba utama Boeing. Laju saham Boeing seketika terkerek hingga berhasil mencatat kenaikan terbesar sejak Juni.
Saham Boeing tercatat melonjak 4,5 persen menjadi US$366,96 pada penutupan perdagangan Senin (11/11) di New York, kenaikan terbesar sejak 18 Juni.Meroketnya saham Boeing pada perdagangan Senin 11 November 2019 ini didorong optimisme atas kembalinya layanan penerbangan komersial pesawat jet 737 MAX.
Langkah FAA untuk mensertifikasi software 737 MAX yang telah diperbarui tersebut dapat memungkinkan Boeing untuk mulai mengirimkan jet-jet barunya. Unit jet -jet baru itu selama ini disimpan di gudang karena pemberlakuan larangan terbang.
Larangan terbang secara serentak diberlakukan di penjuru dunia setelah pesawat Boeing 737 MAX yang dioperasikan Ethiopian Airlines menghantam daratan Ethiopia beberapa menit tak lama usai lepas landas pada Maret 2019. Kurang dari lima bulan sebelumnya, pesawat bermodel sama milik maskapai Indonesia, Lion Air, juga terjun bebas ke perairan Laut Jawa. Total 346 nyawa melayang akibat dua kecelakaan tragis ini.
Pelanggan terbesar Boeing untuk jenis jet MAX, Southwest Airlines Co., menyuarakan kesan lebih hati-hati tentang kapan pesawat itu dapat kembali melayani penerbangan. “Saya masih tidak terlalu yakin tentang pertengahan Desember. Kita jelas perlu memberi FAA waktu yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka dan mendukung mereka sebisa mungkin,” papar CEO Southwest Gary Kelly.
BISNIS