TEMPO.CO, Jakarta - Survei Harga Properti Residensial oleh Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer pada triwulan III 2019 masih seret. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan III 2019 yang masih tumbuh terbatas sebesar 0,50 persen(qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0.41 persen.
"Pada triwulan IV-2019, pertumbuhan IHPR diprakirakan sedikit melambat menjadi 0,45 persen(qtq)," kata Onny dalam keterangan tertulis, Senin, 11 November 2019.
Di tengah pertumbuhan harga yang terbatas, kata dia, penjualan properti residensial pada triwulan III-2019 tumbuh sebesar 16,18 persen(qtq. Angka ini ebih tinggi dari kontraksi -15,90 persen (qtq) yang terjadi pada triwulan sebelumnya.
"Peningkatan penjualan properti residensial terutama didorong oleh kenaikan penjualan pada rumah tipe kecil dan tipe besar, sedangkan penjualan rumah tipe menengah masih terkontraksi," kata Onny.
Hasil survei Bank Indonesia juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial oleh pengembang masih ditopang oleh kemampuan finansial perusahaan. Hal itu tercermin tercermin dari porsi penggunaan dana internal developer yang mencapai 60,44 persen.
Sementara untuk pembelian properti residensial oleh konsumen, kata Onny, mayoritas atau 76,02 persen responden menggunakan fasilitas KPR dari perbankan.