Tempo.Co, Jakarta - PT Sampoerna Gold Indonesia, anak perusahaan Sampoerna Group, membidik omzet 1 hingga 2 ton emas dari bisnis logam mulia dengan kandungan emas 99,99 persen atau 24 karat. Dengan kisaran harga Rp 750 ribu per gram, maka perusahaan ini menargetkan omzet sekitar Rp 750 hingga Rp 1 triliun.
"Ini target di tahun pertama hingga akhir 2020," kata CEO Sampoerna Gold Indonesia, John Aryananda dalam acara peluncuran WARIS di Gedung Sampoerna Strategic di Karet, Jakarta Selatan, Senin, 11 November 2019.
Sampoerna Gold Indonesia sebelumnya baru saja meluncurkan produk perdana yaitu keping emas seberat 10 gram dengan total 100 kilogram. Saat ini, kata John, kisaran harga untuk 1 gram emas 99,99 persen ini yaitu di angka Rp 750 ribu per gram.
Dengan peluncuran ini, Sampoerna Gold bersaing dengan dua perusahaan yang telah lebih dulu dikenal yaitu PT Antam dan PT Untung Bersama Sejahtera (UBS). Di tahap awal, Sampoerna menargetkan bisa menguasai 5 persen pangsa pasar terlebih dahulu.
Saat ini, Sampoerna memang baru mengeluarkan keping emas berukuran 10 gram untuk menyasar kaum milenial. Penjualan pun diprioritaskan secara online. Nanti di kuartal pertama tahun depan, ukuran lain akan dikeluarkan untuk semua segmen, mulai dari 1 gram hingga 1 kilogram.
Di kuartal pertama 2020 inilah, Sampoerna akan menentukan segmen pasar mana yang akan mereka kejar, apakah milenial, menengah bawah, atau menengah atas. Namun yang pasti, John mengatakan Sampoerna masuk di bisnis emas segmen investasi.
Saat ini, John menyebut terdapat tiga segmen produk dari bisnis emas. Pertama emas untuk perhiasan sebanyak 60 persen, lalu emas untuk investasi 30 persen, dan emas untuk elektronik dan kedokteran gigi 10 persen. Sampoerna masih di segmen produk investasi yang 30 persen tersebut.