TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Teten Masduki mengungkapkan ada tiga strategi yang akan dijalankannya selama menjabat sebagai menteri. Tiga strategi tersebut dijalankan dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian di era digital dan disrupsi teknologi.
Menurut Teten, strategi pertama yang mesti dilakukan adalah memperbesar pasar bagi produk UMKM. Hal ini, kata Teten, bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi lewat data dan aplikasi yang mendukung.
"Sekarang lewat bermacam aplikasi, pelaku UMKM bisa mengakses market lebih besar selain yang ada kampungnya sendiri, hal ini tentu menjadi penting bagi produk mereka," kata Teten saat menjadi pembicara pada talkshow "Membangun Komunitas Petani, Peternak, Nelayan Cyber" di JiExpo, Jakarta Pusat, Ahad 10 November 2019.
Teten menjelaskan, lewat aplikasi, tiga aktor juga bisa terhubung yakni petani/pelaku UMKM, konsumen dan investor. Keberadaan aplikasi juga mendorong adanya agregasi (terkumpulnya) petani/pelaku UMKM dalam satu wadah sehingga bisa meningkatkan skala bisnis produk dan usaha mereka.
Kedua, kata Teten, mendorong pemanfaat teknologi produksi. Dia mencontohkan, salah satunya penjualan termasuk ekspor bunga tulip di Belanda dan juga durian monthong asal Thailand. Lewat teknologi produksi, penjualan produk tersebut bisa dilakukan dengan lebih tertata serta bisa diproduksi secara massal untuk produksi pasar yang lebih luas.
Ketiga, strategi Teten Masduki adalah mendorong skema pembiayaan yang sesuai dengan bisnis model produk petani atau pelaku UMKM. Menurut dia, untuk bisa mengakses pembiayaan dari perbankan, pelaku UMKM/petani bisa tergabung atau membentuk koperasi.
Dengan berbentuk koperasi yang berbadan hukum, bisa memudahkan lembaga pembiayaan seperti perbankan untuk bisa membiayai atau memberikan kredit. "Jadi, koperasi seharusnya menjadi agregasi dari UMKM baik bagi kelompok pertanian, peternakan, perikanan, kuliner maupun kerajinan," kata Teten Masduki.