TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan bahwa nelayan adalah definisi paling sederhana dari bentuk keberadaan seorang pahlawan. Para nelayan seringkali berkorban bagi masyarakat luas demi terpenuhinya kebutuhan akan protein yang murah lewat ikan.
"Saat netizen sibuk membahas trending topic, nelayan kita tidak dapat signal di laut malam. Mereka berkorban untuk mendapatkan sumber protein untuk kita konsumsi," kata Edhy dalam refleksinya tentang Hari Pahlawan di Jakarta, Ahad 10 November 2019.
Edhy juga mengatakan, sebagai regulator, pemerintah sudah seharusnya bijak dalam memutuskan seluruh kebijakan terkait kelautan dan perikanan. Sebab, jika keliru dalam mendiagnosa dan mengambil keputusan, hal ini tentu berbahaya bagi nelayan telah berkorban bagi banyak orang.
Selain itu, Edhy juga menjelaskan, pahlawan di sektor kelautan dan perikanan ialah juga entrepreneur yang ada pada lini tersebut. Mereka pahlawan karena berkorban lewat tenaga dan waktu untuk membuka pasar-pasar baru demi ikan, lobster, udang, cumi dan hasil laut lain yang telah dihasilkan para nelayan.
"Karena kreativitas mereka. Pasar baru untuk produk laut dan perikanan menjadi terbuka, sehingga devisa negara bisa meningkat," kata Edhy.
Kemudian, Edhy menambahkan, pahlawan lain di sektor kelautan dan perikanan adalah para peneliti dan perekayasa kelautan. Sebab, di dalam laboratorium yang sunyi serta di balai-balai yang ada di berbagai pulau mereka berkorban pikiran dan waktu untuk menemukan cara baru lewat teknologi demi meningkatkan produktifitas hasil perikanan.
Terakhir, pahlawan perikanan dan kelautan adalah mereka yang tergabung dalam angkatan laut, Polairud dan juga Bakamla. Mereka secara bergantian berpatroli baik siang dan malam, untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan kelautan dan perikanan Indonesia.
"Lewat penegakan hukum yang tegas pada pelaku illegal fishing dan lemah lembut penuh kepada para nelayan tradisional kita, mereka semua adalah pahlawan," kata Edhy Prabowo.