TEMPO.CO, Jakarta - Komitmen transaksi yang dibukukan dalam Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Indonesia 2019 regional Jawa tercatat naik hampir 300 persen. Transaksi kesepakatan bisnis (business matching) di acara yang digelar Surabaya, Jawa Timur itu kini mencapai yaitu Rp19,26 triliun, sementara tahun lalu baru sebesar Rp7,1 triliun.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Harmanta mengatakan, konsep ekonomi syariah tidak selalu fokus pada perolehan profit namun juga berkewajiban meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Tecermin dari basis transaksi riil yang mengedepankan keadilan dan keseimbangan bagi semua pihak,” katanya di Surabaya, Ahad 10 November 2019.
Capaian FESyar Indonesia di Surabaya merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan regional lain, yakni Sumatera dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Regional lain itu masing-masing membukukan transaksi business matching sebesar Rp2,11 triliun dan Rp2,6 triliun saja.
Sementara itu, transaksi penjualan UMKM produk kreatif tercatat Rp100,86 miliar yang terdiri dari transaksi booth perbankan sebesar Rp98,69 miliar dan booth nonperbankan sebesar Rp2,17 miliar. Adapun jumlah total pengunjung selama empat hari penyelenggaraan acara mencapai 31.935 orang.
“Besarnya peran perbankan syariah dalam pencapaian transaksi booth dan business matching menunjukkan penguatan dalam mendukung bergeraknya roda perekonomian,” ujar Hermanta.
Harmanta berharap pelaksanaan FESyar Indonesia dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan dalam mendorong perkembangan ekonomi syariah nasional khususnya untuk Jawa Timur.
Sebagai informasi, FESyar Indonesia 2019 di Surabaya merupakan rangkaian pembuka kegiatan Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) yang akan digelar pada 12–16 November 2019 mendatang di Jakarta Convention Center. ISEF kali ini akan ditingkatkan dari level sektor ekonomi syariah nasional ke level global untuk mewujudkan Indonesia sebagai rujukan ekonomi syariah dunia.
ANTARA