"Sriwijaya menganggap kerja sama dengan Garuda Group selama ini merugikan kepentingan Sriwijaya karena terlalu banyak konflik kepentingan antara anak-anak perusahaan GA dengan Sriwijaya," kata Yusril.
Performance Sriwijaya, menurut dia, juga tidak bertambah baik di bawah manajemen yang diambil alih oleh GA Group melalui Citilink. Bahkan, kata dia, perusahaan malah dikelola tidak efisien dan terjadi pemborosan yang tidak perlu.
Tadi malam di kantor Garuda, Yusril mengatakan pihaknya semula mau menyelesaikan draf perpanjangan perjanjian kerjasama dengan GA Group. Namun karena deadlock dalam menyusun Board of Directors, maka dalam rapat Jumat pagi para pemegang saham memutuskan untuk mengambil langkah menghentikan kerja sama manajemen dengan Garuda Grup.
Nota pemberitahuan pengakhiran kerja sama itu dikirimkan ke Garuda, Citilink dan GMF hari ini. Sriwijaya Air juga memberitahukan secara resmi Menteri Perhubungan bahwa manajemen Sriwijaya kini diambil alih dan dijalankan sendiri oleh Sriwijaya.
Sebagai langkah awal pengakhiran, para pemegang saham telah memutuskan mengangkat BOD Sriwijaya yang baru yang seluruhnya berasal dari internal Sriwijaya Air. Pihak Sriwijaya kemarin juga telah mengembalikan semua tenaga staf perbantuan dari GA Group untuk tidak bekerja lagi di Sriwijaya.
Yusril mengatakan langkah selanjutnya adalah pihaknya akan mengundang GA Group untuk duduk satu meja membahas pengakhiran kerjasama yang sudah berlangsung selama setahun itu. Dia meminta agar BPKP dan auditor independen melakukan audit terhadap Sriwijaya selama manajemen yang direksinya mayoritas berasal dari GA Group untuk mengetahui kondisi perusahaan yang sesungguhnya selama dikelola oleh GA Group.
Kepada masyarakat, Yusril memohon maaf atas kurang baiknya pelayanan Sriwijaya Air selama manajemennya ditangani oleh direksi yang mayoritas berasal dari GA Group. "Selanjutnya, Sriwijaya akan kembali bekerja secara profesional melayani pelanggan sebagaimana selama ini dilakukan oleh Sriwijaya," ujar dia.
Selepas rapat Kamis lalu, Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra dan VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M. Ikhsan Rosan bungkam. Mereka tidak mau menjawab pertanyaan wartawan soal kerja sama dengan Sriwijaya Air tersebut.