Buktinya, kata Agung, semua orang mendapatkan makanan. "Ketersediaan pangan kita tercukupi. Kalau wilayah rentan rawan pangan memang masih ada, dan itu sedang kami lakukan pengentasannya,” ujarnya.
Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Andriko Noto Susanto menambahkan, bahwa selama tiga tahun terakhir kekurangan konsumsi pangan di Indonesia cenderung menurun.
Hal ini terlihat dari indikator prevalensi kekurangan konsumsi pangan (prevalence of undernourishment/PoU) yang dihitung oleh BPS. Dengan menggunakan pendekatan minimum dietary energy requirement (MDER), BPS mencatat selama 3 tahun terakhir 2,59 penduduk telah terentaskan dari kekurangan konsumsi pangan dari 8,93 persen pada 2016 menjadi 7,95 persen.
Jika merujuk definisi yang disepakati pada World Food Summit pada 1996, kekurangan konsumsi pangan tidak sama dengan kelaparan kronis. Kelaparan kronis didefinisikan sebagai kondisi kekurangan pangan yang dialami oleh seseorang dalam jangka waktu lama yang disebabkan oleh kemiskinan rumah tangga.
Individu yang mengalami kelaparan kronis tidak mampu memproduksi, mengakses dan memanfaatkan pangan secara permanen. Sedangkan kekurangan konsumsi pangan adalah tidak terpenuhinya asupan kalori sesuai standar yang dibutuhkan seseorang untuk hidup lebih sehat dan aktif.
Lebih lanjut Andriko mencontohkan, rata-rata kebutuhan kalori pria dewasa umur 25-29 tahun sebesar 2.675 kkal/kapita/hari, sedangkan kebutuhan kalori minimal berdasarkan MDER adalah sebesar 2.245 kkal/kapita/hari, atau 84 persen dari kebutuhan ideal.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan membuat standar kebutuhan kalori yang masuk dalam kategori rawan adalah kurang dari 70 persen dari Angka Kecukupan Gizi (AKG). Artinya, standar MDER yang digunakan dalam menghitung PoU masuk dalam kategori relatif aman sebagai peringatan rawan pangan dan tidak masuk dalam kategori kelaparan kronis. “Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa tidak ada yang namanya kelaparan kronis, yang ada adalah wilayah rentan rawan pangan,” tutur Andriko.
BISNIS