Salah satu produk alutsista yang perlu terus didorong diantaranya amunisi. Karena kebutuhan amunisi nasional cukup banyak. “Tapi sebagian komponen tertentu, komponen intinya masih impor. Termasuk propelan. Propelan itu sebenarnya usianya sudah ribuan tahun teknologinya, teknologi mesiu itu sudah lama sekali, harusnya kita sudah bisa. Jadi kerja-sama juga antar BUMN strategis seperti antara Dahana dan Pindad menjadi penting, termasuk dalam persenjataan,” kata Suharso.
Suharso mengatakan, pemerintah juga bersedia memberi suntikan dana PMN jika dibutuhkan untuk menggenjot kemampuan industri pertahanan. Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose bersama jajaran direksinya menemani Suharso berkeliling di fasilitas produksi milik Pindad di Bandung. Abraham memaparkan sejumlah rencana ke depan, serta rencana strategis Pindad. Diantaranya rencana membangun pabrik propelan, membangun lini produksi munisi kaliber besar, lini produksi kendaraan tempur, otomatisasi dan modernisasi lini produksi senjata, menambah kapasitas produksi munisi kaliber kecil, serta membangun lini produksi truk angkut dan advance warfare system.
Abraham juga memaparkan lini bisnis industrial yang juga dikembangkan Pindad. Lini industrial Pindad telah menghasilkan sejumlah produk, diantaranya ekskavator, motor listrik untuk Gesit, AMH-o, pertashop, fire fighting vehicle, dan water canon.