TEMPO.CO, Jakarta - Selepas kalah dalam Pemilu Presiden 2019, mantan Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno banyak berkeliling ke berbagai tempat sebagai pengisi talkshow. Salah satunya pada hari ini, Jumat, 8 November 2019, saat hadir menjadi pembicara di ajang talkshow EBTKE Conex di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Dalam acara ini, Sandiaga diminta memberikan sedikit pandangannya soal pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) atau energi bersih di Indonesia. Ia optimistis, pengembangan energi bersih di Indonesia akan semakin berkembang ke depannya, walau saat ini masih seret.
“Saya yakin, 5 sampai 10 tahun lagi, kota-kota di Indonesia akan lebih green, smart sustainable city,” kata dia. Sebab saat ini, kata dia, kota-kota di Indonesia harus menampung udara yang kotor. Salah satunya Jakarta yang menempati kota dengan urutan terpolusi kedua di dunia.
Optimisme itu disampaikannya pada sejumlah mahasiswa dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan Swiss-German University (SGU) yang hadir di talkshow ini. Dia mengajak mereka terlibat dalam inovasi mengembangkan EBT di Indonesia. Sandiaga sedikit menyayangkan karena budaya mengambil resiko mulai hilang di tanah air, termasuk di perusahaan maupun pemerintah sekalipun. “Padahal, pengembangan EBT itu take risk,” kata dia.
Untuk itu, kata dia, mahasiswa meski proaktif dalam mengembangkan sumber energi masa depan ini. “Sekarang ada namanya mager, malas gerak, mager itu gak boleh buat anak muda,” ujar Politikus Partai Gerindra ini.
Ia berharap, mahasiswa Indonesia tidak terjebak di zona nyaman yang membuat mereka malas untuk berinovasi. Para mahasiswa maupun anak muda, kata dia, harus berani proaktif dan “jemput bola” atas masalah energi yang saat ini terjadi di Indonesia. “Kalau anak mudanya proaktif, saya yakin 5 hingga 10 tahun lagi bisa tercapai,” kata dia.
Menurut Sandiaga, potensi sumber daya EBT di Indonesia sebenarnya tidak kurang. Saat ini, terdapat potensi sebesar 405.834 MW. Namun, kapasitas terpasang sampai saat ini baru mencapai 7.783 MW. Pemerintah juga punya target meningkatkan porsi EBT menjadi 23 persen pada 2025 nanti, yang saat ini masih 11 persen. “Tapi, If business as usual, kalau kebijakannya itu-itu saja, gak bakal nyampe, harus out of the box,” kata Sandiaga.
FAJAR PEBRIANTO