TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan program seratus hari sebagai orang nomor satu di Kementerian Pertanian. Dia menuturkan, ada tiga hal yang akan dicapai dalam rentang waktu tersebut, di antaranya tentang data pangan.
"Data harus satu sehingga data yang dipegang Presiden, Gubernur, Bupati, Camat sampai kepala desa, semua kementerian sama. Termasuk masalah lahan dan produksi," kata dia saat ditemui usai rapat di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis, 7 November 2019.
Dengan satu data pangan tersebut, Syahrul menuturkan dapat memonitor tentang masa panen di setiap wilayah. Dengan begitu, Kementerian Pertanian dapat menjamin komoditas pangan untuk seluruh warga Indonesia. "Karena itu jadi langkah yang tidak boleh dilihat masalah yang kecil. Karena ada aspek cuaca aspek bencana yang mungkin terjadi," ujarnya.
Ia menilai, data menjadi penting karena menyangkut kondisi pertanian saat ini. Apalagi ketahanan suatu negara ini ditentukan ketahanan pangan. Jika ketahanan pangan baik, maka negara tersebut keamanan pun terjamin.
Kedua, Syahrul mengatakan, Kementerian Pertanian akan memanfaatkan teknologi informasi sebagai pendorong kemajuan di sektor pertanian. Contohnya dengan memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Menurutnya, itu akan sangat berguna untuk memprediksi cuaca serta mempercepat perkembangan agrikultur.
"Ketiga tentu pengendalian. Ini pesan presiden melakukan debirokratisasi. Pengendalian pertanian itu bicara lapangan karena itu pengendalian tidak boleh di Jakarta, di provinsi tapi harus di kecamatan, sehingga masalah-masalah pangan case by case di mana tempatnya semua orang bisa melihatnya," ujarnya.
Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, dalam seratus hari ke depan akan terus mendorong hal tersebut.
EKO WAHYUDI