TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengejar tenggat pembangunan enam kilang yang masuk dalam proyek strategis nasional. Sejumlah langkah percepatan ditempuh agar kilang-kilang itu bisa beroperasi paling lambat pada 2026.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Talullembang mengatakan percepatan salah satunya diterapkan dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balongan. Pertamina menghemat waktu satu tahun dengan mempercepat proses lelang. Umumnya, setelah penawaran Front-End Engineering Design (FEED) perusahaan akan melakukan lelang. Butuh waktu dua tahun sebelum memasuki proses Engineering, Procurement and Construction (EPC).
"Kali ini kami siapkan fast track di mana penawaran FEED terbaik langsung EPC," ujarnya di Jakarta, Rabu 7 November 2019.
Dengan upaya itu, dia optimistis pembangunan tahap pertama kilang Balongan bisa selesai pada Oktober 2022, satu tahun lebih cepat dari target. Setelahnya, Pertamina mulai mengerjakan pembangunan tahap II. Saat ini studi kelayakan untuk pembangunan tahap itu sedang dilakukan.
Percepatan pembangunan juga dilakukan di RDMP Balikpapan. Konstruksi proyek itu sudah berjalan sejak Februari 2019 dan kini mencapai 9 persen dari rencana capaian awal sebesar 6 persen. Menurut Ignatius proyek tersebut sudah berjalan sesuai target. Dia optimistis kilang bisa selesai pada Juni 2023 dan beroperasi penuh setahun kemudian.
Sementara itu, Pertamina masih berdiskusi dengan mitra dari Timur Tengah untuk menggarap RDMP Dumai. Ignatius menargetkan pada Desember mendatang akan ada perjanjian kerjasama untuk mengembangkan kapasitas kilang dari 140 ribu barel per hari menjadi 300 ribu barel. "Awal tahun depan bank feasibility dan 2027 bisa memulai operasi," katanya.
Proyek lainnya yang juga dalam tahap negosiasi adalah RDMP Cilacap. Pertamina dan Aramco tengah menunggu hasil perhitungan valuasi. Kedua pihak ditargetkan mencapai kesepakatan sebelum akhir tahun ini.
Pertamina pun terus mempercepat pembanguna Grass Root Refinery (GRR) di Tuban dan Bontang. GRR Tuban telah memasuki tahap pelaksanaan desin dasar dan FEED. Pada akhir Oktober lalu, Pertamina dan Rosneft meneken kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih. Perusahaan
Di Bontang, Pertamina tengah menyelesaikan pengadaan lahan. Pertamina bersama pemerintah provinsi Kalimantan Timur sedang membahas Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Proyek kilang berkapasitas 300 barel per hari itu diyakini bisa selesai sesuai target.
Proyek RDMP dan GRR merupakan program pemerintah untuk menekan impor produk bahan bakar minyak. Kapasitas kilang yang hanya sekitar 800 ribu barel per hari tak cukup untuk memenuhi konsumsi BBM yang mencapai 1,4 juta barel per hari. Dari pembangunan enam kilang yang beroperasi pada 2026 ini pemerintah menargetkan menambah kapasitas hingga 2 juta barel per hari.