TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menggelar pertemuan dengan Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Wilbur Ross di kantor Kemenko Maritim dan Investasi. Pertemuan itu membahas masalah investasi dan perdagangan kedua negara.
Luhut mengatakan, diskusinya dengan Mendag Amerika Serikat telah berjalan baik, dan semua diterima tanpa ada hambatan. "Jadi saya kira sekarang ini harus kita lihat jangan lihat Cina, jangan lihat Amerika, sekarang semua dunia itu sudah mulai terintegrasi," ujar Luhut di kantornya, Rabu 6 November 2019.
Sebelumnya, sempat muncul kekhawatiran bahwa kedekatan hubungan ekonomi Indonesia-Cina akan membuat AS memusuhi Indonesia, mengingat kedua negara dengan ekonomi terbesar itu sedang terlibat perang dagang. Namun ternyata, pemerintah Amerika Serikat tetap menganggap Indonesia sebagai mitra yang sangat penting bagi negaranya kendati pemerintahan Presiden Jokowi cukup mesra dengan Beijing.
“Masih ada banyak peluang dan bisnis bagi pihak swasta di negara seperti Indonesia,” kata Under Secretary for Economic Growth, Energy, and Environment, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Keith Krach dalam konferensi pers di ajang Indo-Pacific Business Forum (IPBF) di Bangkok, Thailand, Senin, 4 November 2019.
Luhut pun mengklaim bahwa pertemuannya dengan Mendag AS berjalan hangat dan pihak Amerika mengapresiasi keterbukaan pemerintah Indonesia sekarang.
"Tadi pertemuan dengan Wilbur Ross berlangsung sangat baik kita banyak ketawa-ketawa, tapi substansinya juga semua tercover dengan baik. Dia memberikan apresiasi terhadap keterbukaan pemerintah sekarang ini dan begitu cepatnya dalam memberikan respons," kata Luhut.
Pertemuan dengan Wilbur Ross itu juga dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Wakil Menteri Luar Negeri Mehendra Siregar. Adapun Mendag AS membawa 25 bos perusahaan asal negeri Abang Sam seperti Honeywell, Tesla, Qualcomm, dan Citibank.
Luhut mengatakan, telah mengajak beberapa perusahaan otomotif seperti Tesla, Volks Wagen, Mercedez, dan BMW, serta perusahaan lithium baterai CATL (Contemporary Amperex Technology) untuk ikut invetasi dalam sektor baterai. Karena, larangan ekspor nikel mentah atau ore sudah mulai diberlakukan 1 Januari 2019 sehingga produsen baterai harus membuat pabrik di Indonesia.
"Jadi semua terkoneksi, tadi pagi kita bicara bagaimana produksi Freeport bisa smelting asam sulfatnya bisa digunakan di Morowal. Sehingga (pembuatan) produk turunanya bisa berkembang di Indonesia," kata Luhut.
Luhut mengatakan, pabrik pengolahan nikel di Morowali, Sulawesi Selatan, sudah mulai tampak hasilnya. Kini, Indonesia menjadi salah satu rantai pasokan global produk olahan nikel. "Jadi kita kita harus terbuka dengan foreign direct invesment dan tidak menutup diri," kata dia.
EKO WAHYUDI | FAJAR PEBRIANTO