TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) pada kuartal ketiga tahun ini meraup laba bersih sebesar Rp 24,7 miliar. Angka itu merosot 52,77 persen ketimbang laba bersih yang dibukukan perseroan pada periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp 52,3 miliar.
Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah menjelaskan penurunan laba bersih dikarenakan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71. Akibat penerapan PSAK 71 ini, Bank Sampoerna harus membentuk pencadangan penurunan nilai aset keuangan yang lebih besar.
"Persiapan implementasi PSAK 71 yang mulai berlaku pada awal tahun 2020 menjadikan kenaikan dalam penyaluran kredit dan akumulasi dana pihak ketiga tidak terefleksikan pada laba bersih yang dibukukan," kata Ali seperti dikutip melalui siaran pers, Rabu, 6 November 2019.
Namun begitu, menurut Ali, pertumbuhan penyaluran kredit yang positif berdampak pada peningkatan pendapatan bunga yang tercatat naik sebesar 19 persen dari Rp 843,9 miliar per September 2019 menjadi Rp 1 triliun pada September 2019.
Per kuartal ketiga 2019, Bank Sampoerna telah mencatatkan beban kerugian penurunan nilai terkait pinjaman yang disalurkan sebesar Rp 230 miliar. Ali mengatakan jumlah tersebut meningkat Rp 69 miliar atau naik sebesar 43 persen dari Rp 161,2 miliar yang dibukukan pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan begitu, meski NPL gross naik menjadi 4,43 persen, pembentukan cadangan yang memadai telah membantu menekan tingkat NPL net ke tingkat 2,97 persen pada kuartal III/2019 dari 3,42 persen pada periode yang sama tahun lalu. Perseroan juga mendapat penambahan modal dari pemegang saham yang diwujudkan dengan adanya tambahan setoran modal.
Adapun total setoran modal tambahan yang telah diterima bank hingga September 2019 tercatat sebesar Rp 265 miliar. Hal tersebut turut berdampak pada rasio kecukupan modal (CAR) di level 20,94 persen pada September 2019.
Di samping itu, untuk terus mendukung pencapaian kinerja keuangan serta untuk memenuhi kebutuhan nasabah, Chief Financial Officer Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan akan meluncurkan fitur mobile banking (m-banking) pada kuartal IV/2019. Fitus ini akan berbeda dengan m-banking dari bank lain, yang diharapkan dapat memenuhi seluruh kebutuhan nasabah dalam bertransaksi.
"Kami akan mengusahakan lebih banyak masyarakat yang memperoleh manfaat layanan transaksi perbankan. Dengan hadirnya mobile banking Bank Sampoerna ini, di mana pun nasabah berada, mereka akan dapat menikmati layanan perbankan," kata Henky.
Rasio keuangan Bank Sampoerna lainnya per September 2019 berada pada level yang cukup baik. Beberapa rasio keuangan tersebut adalah Net Interest Margin (NIM) sebesar 6,83 persen, Return on Equity (RoE) sebesar 2,21 persen, Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) tercatat 95,17 persen, serta Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 81,9 persen.
BISNIS